Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Progresif Salah Sasaran

Kompas.com - 30/09/2010, 07:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penerapan pajak kendaraan pribadi secara progresif untuk mengurai kemacetan di Jakarta tahun depan dinilai salah sasaran. Pasalnya, penyaluran hasil pajak tersebut penggunaannya tidak berbanding lurus dengan pembangunan sarana transportasi massal dan infrastruktur Ibu Kota.

"Pemerintah seharusnya membangun infrastruktur jalan dan memperbaiki sarana transportasi massal kalau mau atasi kemacetan," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) Gunadi Sindhuwinata di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meraup banyak pemasukan dari pajak kepemilikan kendaraan bermotor, sepeda motor atau mobil. Sayang, pemasukan yang diperoleh tidak dikembalikan dengan konsep timbal balik.

Berdasarkan data Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta, setoran pajak kendaraan bermotor (PKB) pada kuartal I-2010 mencapai Rp 737,2 miliar dan bea balik nama (BBN) Rp 904,9 miliar. Pada kuartal II-2010, setoran PKB mencapai Rp 790,47 miliar, sedangkan BBN Rp 1,06 triliun.

Nah, per 1 Januari 2011, Pemprov DKI akan mengenakan tarif PKB milik pribadi dan badan hukum secara progresif. Besaran tarif PKB ditetapkan 1,5 persen untuk kepemilikan kendaraan pertama, kendaraan kedua 1,75 persen, kendaraan ketiga 2,5 persen, dan kendaraan keempat hingga seterusnya 4 persen.

Gunadi menilai industri otomotif telah memberikan sumbangan besar bagi perekonomian. Selain dari setoran pajak ke pusat dan daerah, otomotif juga menjadi salah satu sektor yang banyak menarik investasi dan lapangan kerja.

Sebelumnya, Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan mengatakan, penerapan pajak progresif dipastikan akan mengganggu pasar otomotif nasional, khusus pada kuartal pertama tahun depan. Situasi selanjutnya, sangat bergantung pada kondisi perkonomian masyarakat. "Kalau bagus, bisa kembali naik atau sebaliknya," kata Johnny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com