Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Bisnis Pasar China

Kompas.com - 01/10/2010, 03:25 WIB

Ketakutan utama pascaimplementasi Perjanjian Perdagangan Bebas antara ASEAN dan China atau ACFTA adalah semakin membanjirnya barang China ke Indonesia. Hampir seluruh mata dunia sesungguhnya menyaksikan, bahkan tanpa diberlakukan ACFTA, produk China sudah tersebar sampai pelosok pedesaan.

Satu negara dengan negara lainnya sudah terhubung dengan garis-garis penghubung. Misalnya, ASEAN-China. Bisa dibayangkan, apabila Indonesia menolak ACFTA, Indonesia juga akan kehilangan garis penghubung dengan ASEAN.

Bayangkan lagi, kekalahan Indonesia yang ”menyerah” sebelum bertanding, tentu akan menjadi peluang bagi negara lain menyerbu China sebagai pasar potensial. Di depan mata negara-negara di ASEAN, penduduk China yang mencapai 1,3 miliar jiwa merupakan pasar menggiurkan.

Bukan hanya terhadap China, produk Indonesia yang akan masuk ke ASEAN pun akan tidak kompetitif karena bea masuk produk Indonesia ke negara-negara itu akan diberlakukan tarif normal yang jauh lebih tinggi atau masuk kategori most favoured nation (MFN). Sebuah pilihan berat, tetapi haruslah dihadapi.

Pascaperundingan ACFTA, penandatanganan kesepakatan ACFTA pun ditandatangani pada November 2004. Sejak saat itu, pengenaan tarif bea masuk untuk produk-produk yang disepakati mulai setuju dikurangi. Puncaknya, 1 Januari 2010 bea masuk sejumlah produk ditetapkan menjadi nol persen.

Industri seakan kebakaran jenggot. Sepuluh tahun ACFTA dirintis, China langsung memperkuat kepemimpinan pemerintahannya, meski berada di dalam ingar-bingar perpolitikannya. Bukan sekadar sosialisasi, tetapi mereka juga menyusun dan mengimplementasikan, serta mengawal roadmap industrinya.

”Sebaliknya, kita malah seperti kebakaran jenggot. Ini terjadi karena pemerintah dan sektor bisnis tidak ada kekuatan untuk bersatu,” kata Chief Executive Officer (CEO) Grup Garudafood Sudhamek AWS di Jakarta, akhir Maret lalu.

Daya tahan ekspor

Di tengah berjalannya 60 tahun hubungan diplomasi Indonesia dan China, neraca perdagangan dalam 10 tahun terakhir ini memang menjadi perhatian utama. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama tahun 1999-2007 Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan China, tetapi tahun 2008-2009 (Januari-Oktober) mengalami defisit.

Ekspor Indonesia ke China cenderung meningkat hingga tahun 2008, tetapi krisis yang mengguncang menyebabkan daya tahan ekspor kita melemah. Sementara impor dari China ke Indonesia tak tergoyahkan, bahkan cenderung meningkat.

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar memandang, peningkatan impor China ini tidak bisa serta-merta dibandingkan dengan dengan melemahnya industri Indonesia. China semakin kompetitif dibandingkan negara-negara lain yang mengimpor ke Indonesia.

Berdasarkan laporan BPS, Kementerian Perdagangan menekankan, impor barang modal dan bahan baku penolong dari China meningkat pesat dengan pertumbuhan rata-rata tahunan masing-masing sebesar 49,8 persen dan 24,6 persen.

Kedua kelompok barang tersebut digunakan oleh industri dalam negeri untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Sementara impor barang konsumsi dari China cenderung turun di bawah 1 miliar dollar AS.

Sudhamek mengakui, strategi bisnis sangat menentukan keberhasilan. ACFTA merupakan perjanjian ASEAN dan China. Kalau minta dibatalkan dengan mengedepankan isu 228 pos tarif, Indonesia harus menyadari sebagai bangsa yang besar yang berada di dalam pergaulan internasional.

Menurut dia, ada produk andalan domestik yang dijaga betul-betul oleh China untuk tidak disaingi oleh negara lain. Produk tersebut adalah adalah baja, automobile, kapal, pengolahan perminyakan, tekstil, lampu, non-ferrous metal, peralatan manufaktur mekanik, perangkat elektronik, serta teknologi informasi dan logistik. Jadi, sia-sia saja menyaingi produk China semacam ini. (osa/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com