Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR, BPOM dan Indofood Bahas Indomie

Kompas.com - 14/10/2010, 12:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk hari ini, Kamis (14/10/2010), di Gedung DPR RI, Jakarta.

Pertemuan ini ditujukan untuk meminta klarifikasi perihal penarikan Indomie di Taiwan. Di dalam pernyataan awalnya, Kepala BPOM RI Kustantinah, kembali menegaskan produk Indomie di Indonesia tetap aman dikonsumsi.

Pasalnya, kadar bahan pengawet methyl p-hydroxtbenzoate yang terdapat dalam kecap Indomie masih berada di bawah batas maksimum. "Kecap yang disertakan dalam kemasan mi instan mengandung methyl p-hydroxtbenzoate yang tidak melebihi batas maksimum yang diijinkan.

"Dengan demikian, produk mi instan yang terdaftar di Indonesia memenuhi standar dan persyaratan yang ditetapkan dan aman untuk dikonsumsi," ujar Kustantinah, Kamis (14/10/2010), di Gedung DPR RI, Jakarta.

Sementara itu, Kustantinah mengungkapkan dalam hasil pengujian lima tahun terakhir yang dilakukan terhadap mi instan menunjukkan bahwa mi, bumbu, dan minyak tidak mengandung pengawet methyl p-hydroxtbenzoate.

Indonesia, lanjut Kustantinah, menggunakan Standar Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai standar internasional serta melaksanakan kajian risiko. Di dalam aturan tersebut, methyl p-hydroxybenzoate, termasuk sebagai pengawet bahan tambahan Pangan (BTP) yang dikelompokkan sebagai pengawet.

"Batas maksimum penggunaan yang diijinkan dalam kecap adalah 1000 mg/kg. Namun demikian untuk lebih melindungi kesehatan masyarakat di Indonesia, persyaratan batas maksimum penggunaan methyl p-hydroxtbenzoate dalam kecap adalag 250 mg/kg," ujarnya.

Ketentuan itu tercantum dalam Peraturan Menkes No 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan. Sementara itu, Wakil Presiden PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang, menyatakan timnya tengah bertolak ke Taiwan untuk mengumpulkan fakta.

"Kami sudah kirim tim ke Taiwan untuk mengumpulkan fakta sebenarnya terkait produk Indomie di Taiwan," ujarnya di hadapan anggota dewan.

Franciscus juga menjelaskan, dalam era perdagangan bebas ini, Indomie tidak bisa menghindari perdagangan paralel. Bisa saja, produk Indomie di Taiwan tersebut bukan yang langsung berasal dari Indonesia, tapi bisa jadi yang berasal dari Hong Kong atau negara lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Spend Smart
    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Whats New
    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Whats New
    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Whats New
    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Whats New
    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Earn Smart
    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Whats New
    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Whats New
    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    Whats New
    Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Work Smart
    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Whats New
    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Whats New
    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com