Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow, Ongkos Jaga Rupiah Rp 26 Triliun

Kompas.com - 15/10/2010, 17:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perang mata uang yang tengah berkecamuk di dunia benar-benar terjadi di depan mata. Ini terlihat dari makin derasnya dana asing yang masuk ke pasar keuangan di pasar baru, termasuk ke pasar Indonesia

Roland S Haas, Director PT HB Capital Indonesia, menghitung, pada awal 2010, dana asing yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 1 miliar dollar AS per bulan. "Pada September 2010 melonjak menjadi 5,6 miliar dollar AS-5,8 miliar dollar AS. Saya perkirakan akhir tahun ini bisa naik menjadi 6 miliar dollar AS per bulan," katanya

Banjirnya dana asing memaksa Bank Indonesia (BI) melakukan langkah serupa dengan bank sentral negara-negara lain, yakni intervensi agar rupiah tidak menguat drastis terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Menjaga stabilitas nilai tukar memang penting, antara lain untuk menjaga daya saing ekspor dan mencegah maraknya aksi spekulasi di pasar valuta.

Berdasarkan data IFR Markets yang KONTAN terima kemarin, BI termasuk satu dari enam bank sentral di Asia yang agresif melakukan intervensi. Selama periode 27 September-5 Oktober 2010, total intervensi keenam bank sentral tersebut 23,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 206,48 triliun dengan kurs Rp 8.900 per dollar AS. Selama sepekan itu, BI telah menggelontorkan 2,95 miliar dollar AS atau sekitar Rp 26,26 triliun untuk intervensi.

Seorang pejabat BI menyatakan, gara-gara serbuan dana panas itu, biaya operasi moneter BI membengkak. "Bisa naik di atas target awal yang Rp 22,4 triliun tahun ini," ujarnya.

Deputi Gubernur BI Budi Mulia menegaskan, biaya tersebut tidak terelakkan. "Kalau menjaga stabilitas tanpa biaya, saya tidak bisa membayangkan konstruksinya seperti apa," katanya kepada KONTAN, Rabu (13/10/2010). "Yang menjadi pertimbangan BI, nomor satu adalah menjaga makro dengan target inflasi. Nomor satu lagi, rupiah yang stabil. Nomor satu lagi, memastikan ini berkelanjutan. Ini semua meng-create biaya," ujarnya.

Chief Economist Bank Mandiri Mirza Adityaswara mengingatkan, kalau kondisi ini terus terjadi, maka biaya operasional BI bisa bertambah besar. Agar keuangan BI tak terancam, solusinya, BI membiarkan rupiah menguat. Singapura membiarkan mata uangnya menguat, meski perekonomiannya kontraksi.

Solusi kedua, menempatkan dollar AS di surat utang negara lain atau obligasi korporasi dollar yang bluechip. Solusi lain, meniru Bank of Thailand yang mengenakan pajak 15 persen terhadap dana asing di obligasi pemerintah. (Djumyati Partawidjaja, Hari Widowati, Andri Indradie, Ruisa Khoiriyah, Herry Prasetyo/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com