Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya UKM Berbasis Eco-Green

Kompas.com - 17/10/2010, 15:11 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM sejak jauh-jauh hari menyatakan siap mengakomodasi pelaku UKM berbasis ramah lingkungan seperti yang dijalankan Beni Chandra.

Institusi itu menyatakan mulai mengupayakan secara bertahap agar produk UKM Indonesia mulai berbasis eco-green agar lebih mudah menembus pasar ekspor.

"Kami mulai mendorong pelaku UKM agar memproduksi barangnya dengan menerapkan konsep eco-green yang lebih ramah lingkungan," kata Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Neddy Rafinaldi Halim.

Hal itu menurut Neddy Rafinaldi Halim harus mulai dilakukan untuk membuka peluang lebih besar lagi bagi pasar produk UKM yakni pasar ekspor. Produk berbasis eco-green saat ini banyak diminati berbagai negara maju.

"Oleh karena itu, kami melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada sejumlah UKM agar mulai menerapkan konsep eco-green dalam memproduksi barang-barangnya," kata Neddy.

Salah satu yang dilakukan adalah memberikan perkuatan modal kepada pelaku UKM ramah lingkungan termasuk usaha Beni Chandra melalui skema dana bergulir.

Kerjasama

Pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya untuk menerapkan konsep eco-green tersebut termasuk menggandeng Korea Selatan (Korsel) yang selama ini dikenal dengan produk-produk UKM-nya yang ramah lingkungan.

Pihaknya bahkan telah menjalin kesepakatan dengan Korsel untuk bekerja sama dalam penerapan eco-green belum lama ini.

Konsep eco-green merupakan konsep pengelolaan dan produksi material yang diupayakan untuk selalu ramah lingkungan. Korsel merupakan salah satu negara yang sangat concern terhadap pengelolaan produk berbasis eco-green.

"Kami telah sepakat untuk membuat "joint operation" dalam kerja sama eco-green yang akan dikembangkan di Indonesia," kata Menteri Koperasi dan UKM, Sjarifuddin Hasan, belum lama ini.

Menteri Sjarifuddin mengatakan, Korsel telah setuju untuk membantu Indonesia dalam menerapkan konsep eco-green khususnya bagi pelaku UKM di tanah air. Untuk kepentingan itu, akan segera dibuka kantor perwakilan dan pemasaran bersama di Indonesia.

"Teknologi eco-green ini harus mulai kita adopsi karena erat kaitannya dengan pemeliharaan lingkungan, penggunaan material berbasis daur ulang, penghematan bahan bakar, hingga pendiversifikasian energi," katanya.

Korsel setuju untuk membiayai proyek percontohan penerapa konsep eco-green di Indonesia khususnya dalam bidang UKM sekaligus pemasaran produk UKM berbasis eco-green yang ramah lingkungan. "Kita harapkan konsep seperti ini bisa dilaksanakan di Indonesia," kata Menteri Sjarifuddin Hasan.

Dengan demikian diharapkan Indonesia akan melahirkan semakin banyak Beni Chandra yang mampu menyulap sampah menjadi berkah.

(Selesai)

___________________________ Baca juga:

Cerita tentang Kantong Plastik (1) Cerita tentang Kantong Plastik (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

    Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

    Whats New
    Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

    Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

    Work Smart
    Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

    Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

    Whats New
    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

    Whats New
    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Whats New
    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Whats New
    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Whats New
    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Whats New
    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Whats New
    Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Whats New
    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Whats New
    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Whats New
    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Whats New
    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com