Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Perlu Imbangi Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 21/10/2010, 19:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya pertumbuhan ekonomi di Asia yang hingga semester pertama tahun 2010 mencapai 8 persen, bisa menimbulkan tekanan inflasi yang terus meningkat. Oleh karena itu, negara-negara Asia harus menormalkan kebijakan moneter dan fiskal.

Demikian diungkapkan Direktur International Monetary Fund (IMF) untuk Departemen Asia Pasifik, Anoop Singh, Kamis (21/10/2010), dalam jumpa pers di Kantor Perwakilan IMF di Bank Indonesia, Jakarta.

"Kami menyambut baik langkah-langkah yang telah diambil sejauh ini oleh para pembuat kebijakan dalam mengendalikan risiko inflasi, namun sekarang banyak hal yang masih bisa dilakukan mengingat pertumbuhan kuat yang terus berlangsung," ucap Singh.

Regional Economic Outlook menunjukkan perlunya pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut di banyak negara di Asia, termasuk melalui apresiasi nilai tukar yang lebih besar. "Langkah lebih cepat untuk menarik stimulus fiskal yang diterapkan selama krisis keuangan global juga akan membantu menjaga terhadap berbagai risiko yang dapat menyebabkan ekonomi menjadi terlalu panas," ucap Singh.

Menurut Singh, mengelola arus modal di kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit karena arus modal menawarkan banyak kesempatan, tetapi juga membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas keuangan.

"Menyeimbangkan kembali pertumbuhan ekonomi Asia tetap merupakan prioritas kebijakan yang paling utama dalam jangka menengah," ungkap Singh.

Ia melanjutkan, mengingat permintaan eksternal dari negara-negara maju kecil kemungkinan untuk kembali ke tingkat sebelum krisis dalam waktu dekat, maka Asia membutuhkan permintaan domestik yang lebih kuat agar dapat terus berada di jalur pertumbuhan.

"Berbagai macam reformasi dibutuhkan untuk mendukung konsumsi domestik dan investasi, termasuk memperkuat jaring pengaman sosial, memastikan akses terhadap kredit, mengurangi pembatasan sektor-sektor jasa, serta perbaikan infrastruktur," ucap Singh.

Apresiasi nilai tukar, lanjutnya, merupakan bagian penting dari proses penyeimbangan kembali. "Wajar saja dengan perekonomian Asia yang tumbuh semakin kuat, mata uang mereka pun akan ikut menguat," tandas Singh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com