Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham Rp 850 untuk Siapa

Kompas.com - 28/10/2010, 02:54 WIB

Reinhard Nainggolan

Wacana privatisasi PT Krakatau Steel yang bergulir lebih dari dua tahun lalu akhirnya terwujud. Investor menyambut antusias privatisasi yang dilakukan melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering ini. Namun, di tengah tingginya animo pasar, harga saham perdana produsen baja terbesar di Indonesia itu malah terkesan diobral.   

Sebanyak 20 persen atau 3,15 miliar saham PT Krakatau Steel (KS) akan dilepas ke publik, 2-4 November 2010. Boleh dibilang, inilah initial public offering (IPO) paling menarik publik tahun 2010.

Sebagai salah satu badan usaha milik negara yang strategis, IPO KS sejak lama dinanti pasar karena menjanjikan keuntungan yang tinggi. Secara empiris, saham perdana BUMN memang terbukti menguat tajam setelah diperdagangkan di pasar sekunder.

IPO KS tambah menarik setelah Kementerian BUMN menetapkan harga saham perdananya Rp 850, mendekati batas bawah harga indikatif yang ditetapkan sebelumnya Rp 800-Rp 1.150 per saham.

Di tengah tingginya permintaan terhadap saham KS, pasar menilai harga itu cukup murah. Selama masa penawaran awal 12-22 Oktober lalu, saham KS kelebihan permintaan sembilan kali. Permintaan investor Asia mencapai Rp 6 triliun (belum investor di Eropa dan AS).

Bagi pengamat pasar modal Yanuar Rizky, penetapan harga itu terkesan janggal sebab umumnya saat permintaan membeludak, emiten akan menetapkan harga perdana yang tinggi agar dana yang diperoleh maksimal.

Pengamat ekonomi Dradjad Wibowo mengatakan, di tengah kondisi pasar saham cukup kondusif dan indeks yang terus menguat, penetapan harga saham KS di batas bawah sungguh kebangetan. Apalagi, prospek saham KS cukup baik dan arus modal asing sangat besar.

Prospek KS

Saham KS cukup menjanjikan karena ditopang proyeksi pertumbuhan perseroan yang tinggi. Ini seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia dan permintaan baja yang terus meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com