Negara Maju Lalai Lakukan Tugasnya

JAMBI, KOMPAS.com — Negara industri maju dinilai lalai dalam melaksanakan tugas utamanya dalam memenuhi tuntutan "Bogor Goals" yang ditelurkan pada pertemuan tingkat tinggi pemimpin negara anggota APEC di Bogor, Jawa Barat, pada tahun 1994. Seharusnya negara industri maju sudah membuka pintu perdagangan dan investasinya selebar mungkin mulai tahun 2010, sedangkan negara dengan ekonomi berkembang harus mencapainya tahun 2020.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan hal tersebut di Yokohama, Jepang, Senin (15/11/2010), seusai menghadiri Pertemuan Pemimpin Ekonomi (AELM) ke-18 dalam kerangka APEC.

Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia diundang Jepang untuk menyampaikan presentasi tentang pencapaian tujuan-tujuan Bogor (Bogor Goals). Sesuai dengan kesepakatan Pertemuan Puncak APEC di Bogor tahun 1994, maka tahun 2010 merupakan tahun bagi negara-negara ekonomi maju untuk mencapai perdagangan dan investasi bebas dan terbuka, sedangkan negara-negara ekonomi berkembang mencapainya tahun 2020.

Dalam presentasinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diwakili Wapres Boediono menyampaikan tentang perkembangan APEC sejak berdirinya, tugas APEC ke depan, termasuk dalam mengembangkan investasi infrastruktur dan konektivitas, serta bagaimana APEC dapat tetap relevan. Pertemuan APEC 2010 juga merupakan salah satu milestone bagi APEC dalam mencapai liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik.

Sebelumnya, pada tahun 2010 telah dilakukan penilaian terhadap lima negara industri maju (Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat) dan delapan negara ekonomi berkembang (volunteer economies), yaitu Cile, Hongkong-China, Korea, Meksiko, Peru, Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Hasil dari survei itu menunjukkan, ke-13 negara itu telah menghasilkan pencapaian yang signifikan untuk mencapai Bogor Goals.

"Namun, para pemimpin APEC juga menggarisbawahi bahwa masih banyak yang harus dilakukan. Para pemimpin APEC sepakat bahwa Bogor Goals masih relevan sebagai visi dan panduan APEC," kata Hatta.