Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

BI Pantau Dampak Konflik Korea

Kompas.com - 24/11/2010, 16:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) terus mencermati sentimen dari pelaku pasar keuangan global dan domestik akibat konflik Korea Utara dan Korea Selatan yang terus memanas.

"Di Korea sekarang kita merasakan sentimen pelaku keuangan dengan mengalihkan sementara aset (pelaku keuangan) ke investasi yang aman," kata Deputi Gubernur BI Budi Mulya dalam seminar nasional "Indonesian Economic and Financial Market Outlook" di Hotel Meridien Jakarta, Rabu (24/11/2010).

Seperti diketahui, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan memanas sejak Selasa (23/11/2010) kemarin akibat Korea Utara melesakkan rudal ke wilayah tentara Korea Selatan yang tengah melakukan latihan militer di sebuah perbatasan kedua negara.

Akibatnya, dua anggota marinir Korea Selatan tewas dan puluhan lainnya terluka. Memanasnya semenanjung Korea membuat sentimen negatif di pasar global, dimana rata-rata indeks saham bursa sejumlah negara memerah.

Ini membuat harga emas melambung karena investor mengalihkan penempatan dana ke investasi yang dianggap aman seperti emas.

Budi menilai, konflik duo Korea sebagai satu di antara sentimen global terhadap perekonomian yang perlu dicermati dengan seksama saat ini.
"Banyak faktor global lain yang menjadi perhatian kami. Dan ini memberikan kondisi votalititas di sektor keuangan dan akan terus bergejolak," kata Budi.

Faktor global lain yang menjadi perhatian misalnya krisis yang masih terjadi di kawasan ekonomi peripheral Eropa yang terakhir terjadi di Irlandia. "Dimana pemerintah Irlandia terpaksa meminta bantuan degan memanfaatkan paket dana talangan internasional dari Uni Eropa dan IMF untuk keperluan bail out perbankannya yang diperkirakan nilainya puluhan miliar dolar AS," kata Budi.

Disisi lain, kata Budi, kondisi global ini membuat capital inflow mencari emerging market (pasar negara berkembang) yang dianggap aman untuk berinvestasi. "Terutama inflow ke Indonesia. Kondisi ini terus kita hadapi ke depan dan berapa lama berlangsung kita tidak tahu, namun kita terus menyiapkan diri agar masuknya inflow terus dioptimalkan sisi positif dari inflow sekarang," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com