Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam, Nasib Kendaraan Pribadi Berbahan Bakar Solar

Kompas.com - 09/12/2010, 09:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dampak rencana pemerintah dalam membatasi konsumsi BBM bersubsidi (premium dan solar) akan dirasakan tahun depan. Tak hanya mobil pribadi yang “meneguk” premium, dampak tersebut juga terasa bagi pemilik kendaraan bermesin diesel atau solar yang selama ini mengandalkan biaya operasional yang irit (selain karena harga bahan bakar, juga mesin yang efisien).

Dengan adanya pembatasan, mobil pribadi yang selama ini menggunakan solar bersubsidi harus beralih ke Pertamina Dex. Hal tersebut akan menimbulkan masalah baru karena sampai kini Pertamina masih belum serius memasarkan produk solar diesel yang tidak disubsidi itu ke semua jaringan SPBU di Indonesia.

Bahkan, SPBU dengan Pertamina Dex di Jakarta—sebagai pusat pemerintahan sekaligus perekonomian negara—bisa dihitung menggunakan jari tangan. Parahnya lagi, di beberapa SPBU, penjualannya menggunakan jeriken 10 dan 20 liter.

Salah satu produsen dan merek yang terancam adalah Isuzu. Produsen tersebut selama ini mengandalkan mesin diesel, terutama untuk Panther. Padahal saat ini, untuk segmen kendaraan penumpang, Panther satu-satunya andalan Isuzu di Indonesia. Sisanya adalah kendaraan komersial.

"Memang sangat mengancam. Pasalnya, kalau bensin, jenjangnya bertahap, dari Premium ke Pertamax dan Pertamax Plus. Untuk solar, langsung ke Pertamina Dex dengan harga setara Pertamax Plus," ujar Chief Executive Officer (CEO) PT Astra International Tbk-Isuzu Sales Operation Supranoto Tirtodiprodjo kepada Kompas.com ketika dimintai komentar tentang rencana pemerintah membatasi solar bersubsidi untuk kendaraan pribadi, Rabu (8/12/2010).

Harga solar subsidi Rp 4.500 per liter, sedangkan Pertamina Dex Rp 7.200 per liter. Akibatnya, biaya operasional pengguna mobil diesel makin tinggi dan akan menurunkan minat pembeli.

Supranoto menambahkan, mobil bermesin diesel mayoritas digunakan untuk kegiatan produktif karena lebih ekonomis. "Kalau solar naik, dipastikan biaya produksi sejumlah usaha naik. Kami harap pemerintah bisa mempertimbangkannya lagi (pembatasan solar)," harapnya.

Isuzu merupakan satu-satunya produsen yang masih memproduksi minibus bermesin diesel konvensional. Merek lain, seperti Toyota (Kijang) dan Mitsubishi (Kuda), sudah menghentikannya. Kalaupun masih ada, kendaraan pribadi yang menggunakan mesin diesel terbatas pada SUV dan pikap (kabin ganda atau tunggal) dengan teknologi common rail yang memang dirancang untuk mengonsumsi solar dengan kadar sulfur lebih rendah, yaitu Pertamina Dex.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Whats New
Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Whats New
Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Whats New
Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com