Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produktivitas Kedelai di Sulsel Merosot

Kompas.com - 13/12/2010, 18:59 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Tingginya curah hujan di Sulawesi Selatan memengaruhi produktivitas kedelai di Kabupaten Maros dan Soppeng. Sekitar 1.000 hektar lahan di kedua daerah itu terendam banjir yang menyebabkan hasil kedelai petani menurun hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sipakatau di Desa Jenetaesa , Kecamatan Simbang, Maros, Mustari (39), Senin (13/12/2010), mengatakan, lahan milik 497 anggota Gapoktan yang dapat ditanami kedelai tahun ini hanya 160 hektar dengan hasil rata-rata kedelai 800 kilogram per hektar. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1,5 ton per hektar.

Kondisi tersebut turut memengaruhi pasokan benih kedelai ke PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri maupun kedelai untuk pengusaha tahu-tempe. Jumlah pasokan sebanyak 30 ton tahun ini sangat jauh dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai 70 ton dalam 85-90 hari masa tanam.

Keluhan terhadap anomali cuaca juga diutarakan Ketua Kelompok Tani Lapenneh di Desa Penincong, Kecamatan Maruliawa, Soppeng, Riswan (42). Hujan yang merendam separuh dari 300 hektar lahan kedelai membuat petani hanya mampu menuai sekali panen tahun ini. Upaya petani menanami lahan yang terendam dengan padi pun tak membuahkan hasil karena mayoritas tanaman padi puso.

Kepala Dinas Pertanian Sulsel, Lutfi Halide, mengatakan, anomali cuaca mengganggu produksi kedelai. Target produksi tahun ini sebanyak 63.450 ton sulit tercapai mengingat hasil kedelai dari 45.000 hektar areal tanam hingga November 2010 baru mencapai 38.000 ton.

"Kami mendorong para petani agar segera menanami lahan kering yang ada dengan kedelai sehingga April 2011 sudah bisa panen. Setelah itu, kami akan menggalakkan penanaman kedelai besar-besaran hingga bulan Agustus untuk memulihkan produksi tahun depan," tutur Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com