Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan BBM Bisa Timbulkan 3 Masalah

Kompas.com - 16/12/2010, 13:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi pada tahun depan berpotensi menimbulkan masalah. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan mensinyalir bakal ada tiga masalah dari realisasi rencana pemerintah tersebut.

Masalah pertama adalah timbulnya pasar gelap BBM bersubsidi. Anggota Komisi VII DPR M Romahurmuziy menduga, praktik itu bisa timbul jika angkutan umum berubah menjadi pengecer BBM atau kongkalikong di tingkat petugas SPBU dengan konsumen tertentu manakala tidak ada pengawas lapangan.

Karena itu, dia menyarankan, pemerintah memperhitungkan kebutuhan BBM bersubsidi per kabupaten yang kemudian dibagi kepada setiap pom bensin. "Jika terdapat penggunaan yang melampaui estimasi, lakukan penyelidikan kepada SPBU, apakah wajar atau menyimpang. Jika menyimpang, tindak tegas oleh Pertamina dengan mencabut izin SPBU," katanya kepada Kontan melalui penjelasan tertulisnya, Kamis (16/12/2010).

Selain itu, Romahurmuziy mendesak pemerintah memberlakukan penggunaan kartu kendali, manual atau elektronik. "Dengan kartu ini, setiap angkutan umum pengguna BBM bersubsidi dikontrol pembeliannya. Jika melebihi kuota pembelian harian, maka pemilik angkutan umum ditindak tegas," tandasnya.

Masalah kedua yang bakal terjadi adalah kebangkrutan pengusaha SPBU mitra Pertamina yang kemudian diikuti kerugian Pertamina di sektor hilir. Menurutnya, potensi ini bisa terjadi jika SPBU Pertamina kalah bersaing dari sisi harga atau kualitas dengan SPBU asing. "Maka, harus tetap ada proteksi kepada Pertamina, apakah dalam bentuk proteksi perizinan SPBU atau proteksi fiskal," terangnya.

Ketiga, Romahurmuziy menjelaskan, pembatasan BBM bersubsidi ini berpotensi menimbulkan kerugian bagi usaha kecil dan menengah yang memakai kendaraan pelat hitam sebagai modal usahanya. "Maka, harus dibuat skema pengurangan dampak kerugian kepada UKM dengan kompensasi fiskal tertentu," tutur Rommy.

Potensi masalah itu juga sudah diprediksi oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Ketua Apindo Sofjan Wanandi mengatakan, pembatasan konsumsi premium dan solar bagi kendaraan roda empat pelat hitam pada 2011 akan mendistorsi perekonomian karena akan meningkatkan disparitas harga dan memicu penyimpangan penggunaan. "Bisa-bisa kendaraan pelat kuning jualan bensin," tandasnya. (Kontan/Irma Yani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'OutSourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "OutSourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com