Ho Chi Minh City, Kompas
Untuk itu, Indonesia harus memperkuat daya saing, antara lain, di transportasi dan komunikasi. Hal ini agar bisa memanfaatkan konektivitas ASEAN secara optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
Peluncuran itu berbarengan dengan simposium sosialisasi rencana induk konektivitas ASEAN, yang dihadiri perwakilan negara ASEAN, yang tergabung dalam Gugus Tugas Tingkat Tinggi tentang Konektivitas ASEAN.
Dalam gugus tersebut, Indonesia diwakili Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.
Konektivitas ASEAN merupakan inisiatif untuk meningkatkan konektivitas di antara negara anggota ASEAN melalui keterhubungan fisik, kelembagaan, dan orang ke orang, yang dirasakan penting dalam membangun komunitas bersama ASEAN.
Konektivitas fisik meliputi jaringan transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta energi
Konektivitas kelembagaan,
antara lain, perjanjian liberalisasi perdagangan dan investasi ASEAN, ASEAN Single Window, integrasi cukai, dan perjanjian transportasi regional.
Adapun konektivitas orang ke orang meliputi pendidikan, budaya, dan pariwisata
Bambang Susantono mengatakan, dalam rencana induk terdapat 15 prioritas proyek yang akan segera diimplementasikan. Proyek tersebut, antara lain, pembangunan jaringan kereta api dari Singapura ke Kunming, China. Jaringan ini akan melewati beberapa negara, yakni Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar.
Terkait proyek ini, Indonesia mengusulkan jaringan kereta api diperpanjang hingga Surabaya.
Indonesia juga mengusulkan agar ke depan pengembangan sistem angkutan laut roll-on roll-of (roro) bisa dimasukkan dalam program konektivitas ASEAN.
Proyek-proyek yang masuk dalam program konektivitas ASEAN dibiayai dana bersama ASEAN, yang saat ini besarnya 647
Selain patungan dari negara- negara ASEAN, sumber dana berasal dari pinjaman Jepang, Bank Pembangunan Asia, dan negara maju lainnya.
Menurut Bambang, ide meningkatkan konektivitas di kawasan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi ekonomi dan masyarakat negara anggota ASEAN, selain berkontribusi dalam pembentukan komunitas bersama ASEAN 2015.
Ide konektivitas ini juga untuk meningkatkan nilai strategis dari kawasan ASEAN, yang berada pada jantung perekonomian dunia baru. Di Barat, misalnya, berbatasan dengan India di Barat, China-Korea-Jepang di Timur Laut, dan Australia-Selandia Baru di Selatan.
Namun, Bambang mengingatkan, implementasi konektivitas ASEAN harus paralel dengan peningkatan kapasitas bandara, pelabuhan, dan jaringan kereta api di Indonesia. Ini, termasuk perusahaan swasta yang bergerak di bidang transportasi, agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN.
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Ekonomi ASEAN Sundram Pushpanathan mengatakan, meningkatkan konektivitas ASEAN juga akan memperkuat posisi ASEAN sebagai penghubung kawasan Asia Timur. ”Sekaligus mempertahankan peran sentralnya di kawasan Asia dan di dunia,” katanya.