Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pabrik Gula di Sulsel Nyaris Kolaps

Kompas.com - 25/12/2010, 19:04 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kondisi Pabrik Gula Bone, Camming, dan Takalar, di Kabupaten Bone dan Takalar, Sulawesi Selatan, terancam bangkrut. Kerugian rata-rata ketiga pabrik tersebut mencapai Rp 100 miliar lebih per tahun akibat hasil produksi yang hanya 30 persen dari potensi maksimal sejak tahun 2001.

Ketua Himpunan Pemerhati Industri Gula Nasional, HM Ali Arief, Sabtu (25/12/2010 ) di Makassar, berpendapat, kondisi tersebut akibat pemerintah kurang serius membenahi manajemen pabrik yang dinaungi PT Perkebunan Nusantara XIV itu. Keputusan menunjuk PT Rajawali Nusantara Indo nesia (RNI) untuk mengelola ketiga pabrik gula di Sulsel pada tahun 2007 juga tidak berdampak signifikan terhadap produksi.

Setelah mampu meningkatkan produksi gula dari 19.316 ton (tahun 2007) menjadi 29.406 ton (2008), hasil ketiga pabrik kembali turun menjadi 25.000 ton tahun lalu. Jumlah itu hanya 31,25 persen dari potensi produksi tiga pabrik tersebut yang mencapai 80.000 ton. Padahal, PT RNI memiliki modal Rp 460 miliar hasil mengagunkan seluruh aset pabrik kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Produksi yang stagnan itu membuat ketiga pabrik selalu rugi rata-rata Rp 100 miliar setiap tahun. Pabrik Gula Takalar, misalnya, rugi hingga Rp 36 miliar tahun lalu. Hal itu terjadi akibat realisasi hasil produksi gula hanya 3.478 ton dari prediksi awal 8. 942 ton dengan harga jual Rp 6.000 per kg. Kondisi ini juga dialami Pabrik Gula Bone dan Camming.

Selain berutang pada BRI, tiga pabrik ini juga menunggak utang pada Badan Urusan Logistik (Bulog) atas pinjaman dana Rp 170 miliar pada tahun 2005 dan beberapa rekanan lain. "Pemerintah mestinya segera membenahi manajemen pengelola pabrik agar kondisi keuangan tidak semakin terpuruk," tutur Ali Arief yang sempat menjabat direktur utama tiga pabrik gula itu pada 2001-2003.

Ia menambahkan, jeratan utang dapat segera diatasi dengan mengoptimalisasi hasil produksi gula. Produksi gula tahun 1994 sebanyak 78.593 ton menjadi pencapaian tertinggi tiga pabrik gula di Sulsel itu. Apabila hal itu dapat kembali dilakukan, ketiga pabrik gula di Sulsel berpotensi meraup laba sekitar Rp 370 miliar per tahun.

Lemahnya manajemen dinilai sebagai pemicu utama kemerosotan produksi gula di Sulsel. Pasalnya, fasilitas pendukung pabrik tidak bermasalah karena mesin yang digunakan buatan tahun 1980-an. Bandingkan dengan mesin-mesin pabrik gula di Pulau Jawa yang umumnya dibuat pada tahun 1800-an.

Menyikapi hal itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengusulkan agar ketiga pabrik itu dikelola pihak ketiga. Beberapa investor dari China, Korea Selatan, dan Jepang, menurut dia, telah menyampaikan ketertarikan untuk mengelola pabrik. "Saya telah menyampaikan hal ini pada Menteri BUMN. Revitalisasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gula di Sulsel yang mencapai 105.000 ton setahun," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

Whats New
Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Whats New
Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

BrandzView
2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com