Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target "Income" Per Kapita RI 10.000 Dollar

Kompas.com - 03/01/2011, 15:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai 10.000 dollar AS pada 2025.

"Kita perjuangkan supaya income per kapita mencapai 10.000 (dollar AS)," kata Presiden saat berpidato dalam pembukaan perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (3/1/2011).

Presiden Yudhoyono menjelaskan, target itu dibuat dengan perhitungan yang rasional. Dia optimistis bisa mencapai target karena pendapatan per kapita penduduk Indonesia naik dua kali dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Menurut Kepala Negara, perjuangan untuk meningkatkan pendapatan per kapita adalah perjuangan seluruh rakyat Indonesia dari berbagai kalangan. "Itu akan kita perjuangkan secara adil untuk semua," kata Presiden.

Presiden mengatakan, target pencapaian pendapatan per kapita sebesar 10.000 dollar AS itu selaras dengan target Indonesia untuk menjadi kekuatan baru di dunia. "Visi Indonesia 2025, kita ingin menjadi emerging nation," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden meminta semua warga negara Indonesia saling bekerja sama sehingga Indonesia bisa mencapai target dalam waktu 15 tahun. "Dalam waktu 15 tahun, kita berharap bisa mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang jauh lebih baik daripada sekarang," katanya.

Presiden berharap, usaha untuk mencapai target 15 tahun itu dilakukan dengan berbuat yang terbaik setiap tahunnya.

Untuk itu, Yudhoyono berharap semua elemen masyarakat bersama-sama mewujudkan target untuk 2011, antara lain, pertumbuhan ekonomi 6,4 persen, penurunan pengangguran hingga 7 persen, dan pengurangan kemiskinan hingga 11,5 persen.

Menurut Yudhoyono, Indonesia adalah negara besar. Oleh karena itu, pembangunan Indonesia juga harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com