Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Reguler Bisa Jadi "Feeder" Transjakarta

Kompas.com - 12/01/2011, 14:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, bus reguler yang dikorbankan izin operasinya lantaran bersinggungan dengan busway koridor IX dan X dapat digunakan sebagai feeder bus transjakarta atau dipindahkan trayeknya. Dia pun meminta setiap pihak memahami konsep busway terlebih dulu sebelum memprotes kebijakan Pemerintah Provinsi DKI.

"Saya jelaskan, tolong pahami dulu konsep busway adalah untuk mengundang semua pengguna jasa angkutan umum dan kendaraan pribadi untuk menggunakan jasa bus transjakarta," ujar Foke, Rabu (11/1/2011) di Kantor Kecamatan Tebet, Jakarta.

Dengan demikian, lanjutnya, angkutan umum di jalur-jalur bus transjakarta akan dipindahkan ke tempat lain atau bisa dipakai sebagai bus feeder menuju halte bus transjakarta.

"Kalau sudah ada transjakarta, tentu angkutan umum yang lain akan di-reroad ke tempat lain, bisa sebagai feeder bus transjakarta," ungkap Foke.

Dia pun memastikan bus transjakarta yang ada saat ini bisa memenuhi lonjakan penumpang yang akan terjadi akibat penghentian operasi bus-bus reguler tersebut.

"Karena bus transjakarta sudah diperhitungkan di setiap koridor untuk mampu mengangkut penumpang di koridor tersebut," ujarnya.

Adapun mulai Februari 2011 sebanyak 126 bus reguler dari 15 trayek, terutama yang melintasi jalur Grogol-Cililitan, akan dicabut izin operasinya lantaran bersinggungan dengan jalur bus transjakarta. Pemerintah berargumen, pencabutan izin ini untuk mengalihkan masyarakat agar menggunakan bus transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com