Bus Kota Tak Pantas Jadi "Feeder Busway"

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto kembali menegaskan bahwa dirinya tidak setuju jika bus dalam kota yang terkena penghentian operasi dialihkan menjadi feeder busway. Ia menilai, kondisi fisik teknis bus kota saat ini tidak layak menjadi feeder.

"Feeder harus sama tinggi dengan busway, bus sekarang apa memang ada yang memadai untuk naik-turun penumpang," ungkap Prijanto, Jumat (21/1/2011), saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta.

Ia mengungkapkan, konsep feeder busway yang sesungguhnya adalah bus yang menghubungkan antara permukiman dan kawasan komersial dengan jalur bus transjakarta.

"Feeder nantinya akan masuk ke jalur busway dan menurunkan penumpang di halte busway terdekat," ujarnya.

Bus dalam kota yang ada saat ini, ungkap Prijanto, tidak memiliki fasilitas yang mendukung untuk perpindahan penumpang di halte busway.

"Sisa bus kota yang ada tidak layak jadi feeder, baik dari penampilan maupun konstruksi," tutur Prijanto.

Ia pun meminta publik memahami alasan pemerintah menghentikan operasi 126 bus reguler akibat bersinggungan dengan busway koridor IX dan X. Ia berargumen, trayek bus dalam kota saat ini sudah melebihi kebutuhan.

"Bus yang ada sekarang ini pakai izin yang sudah diterbitkan zaman dulu. Padahal, sekarang kan mobil pribadi semakin banyak, jadi izin itu harus direstrukturisasi," pungkas Prijanto.