Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Julian: Tidak Ada yang Keliru dari Pernyataan Presiden soal Gaji

Kompas.com - 25/01/2011, 03:51 WIB

Jakarta, Kompas - Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menyatakan, tidak ada yang keliru ataupun tidak etis dari pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal gaji mengingat hal itu memang benar. Ia membantah interpretasi bahwa pernyataan itu berarti Presiden ingin gajinya naik.

”Presiden menyampaikan di depan pimpinan TNI dan Polri. Pesan yang paling penting dari pernyataan itu adalah agar menstimulasi kinerja dari pimpinan dan seluruh jajaran TNI dan Polri agar bisa lebih optimal dalam kerja mereka dan tidak perlu memikirkan yang lain. Pemerintah, dalam hal ini Presiden, serius dan bersungguh-sungguh memberikan kesejahteraan, meningkatkan gaji, memberikan remunerasi meskipun bertahap,” kata Julian di Jakarta, Senin (24/1).

Pernyataan Presiden di hadapan Rapat Pimpinan TNI dan Polri, Jumat pekan lalu, itu tepatnya berbunyi, ”Remunerasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja, meningkatkan prestasi, sampaikan ke jajaran TNI/Polri. Ini tahun ketujuh, gaji presiden belum naik, betul. Tapi, memang saya ingin semua sudah mendapatkan kenaikan yang tepat” (Kompas, 22/1).

Namun, di dunia maya muncul ”Gerakan Rakyat Indonesia Galang Koin untuk Presiden SBY” di Facebook. Beragam komentar yang pro maupun kontra muncul menanggapi pernyataan Presiden tersebut. Hingga saat ini lebih dari 4.500 pengguna Facebook menyukai gerakan itu.

”Dalam konteks apa pun, Presiden membicarakan gajinya itu tidak patut karena jabatan presiden itu mengandung nilai-nilai pengabdian kepada Tanah Air. Tidak ada presiden negara mana pun yang membicarakan gajinya di muka publik,” kata aktivis Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi, Senin. Tanpa menaikkan gaji presiden, negara sebenarnya juga sudah memenuhi segala kebutuhan presiden.

Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendi Gazali, juga melihat, Presiden sebenarnya ingin mengatakan bahwa pemerintah mendahulukan kenaikan gaji bagi TNI dan Polri, sementara gaji Presiden belum naik. Sayangnya, maksud baik itu disampaikan pada saat kurang tepat karena sebelumnya masyarakat dihadapkan pada realitas penuntasan kasus Gayus HP Tambunan, mafia hukum, rekening gendut kepolisian, yang mengecewakan. ”Setiap kalimat yang disampaikan pemerintah maupun Presiden bisa ditanggapi lain karena masyarakat lagi sinis,” katanya. (WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com