Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Kantongi Harga Saham

Kompas.com - 26/01/2011, 08:45 WIB

KOMPAS.com — Setelah dua pekan melakukan road show di dalam negeri dan luar negeri, Garuda Indonesia makin mantap melakukan penawaran saham perdana kepada publik (initial public offering/IPO). Pertemuan manajemen Garuda dengan pemilik saham (Kementerian BUMN) serta lead underwriter dan international selling agent dan komisaris pada Selasa (25/1/2011) telah menentukan harga saham Garuda.

"Sudah ada keputusan mengenai harga. Cuma sesuai dengan aturan, harga ini hanya akan diumumkan setelah kami sampaikan ke Bapepam-LK hari Rabu. Jadi informasi harga ini baru akan diumumkan besok sore (Rabu, 26/1/2011)," kata Direktur Keuangan Garuda Elisa Lumbantoruan dalam pesan singkatnya kepada Tribun, Selasa (25/1/2011).

Hal sama juga diungkapkan oleh Menteri BUMN MustafaAbubakar di kantornya, Selasa. Menurutnya, pihaknya bisa mengumumkan apabila harga tersebut telah dilaporkan ke Bapepam-LK. Harga saham Garuda menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu para calon investor. Hal ini beralasan karena maskapai BUMN ini menjadi satu-satunya perusahaan penerbangan yang melantai di bursa.

Sebelumnya seorang investor, Roy Iskandar, dalam "InvestorGathering" menyatakan sangat berminat untuk membeli saham Garuda. Niatnya membeli saham Garuda karena saat ini maskapai tersebut telah telah berhasil melakukan turn around dan sesuai dengan program bisnis yang disiapkan Garuda Indonesia mempunyai prospek bisnis yang baik.

Dalam IPO, Garuda menawarkan sebanyak 9.362.429.500 lembar dengan perincian 7.426.691.500 saham baru merupakan saham seri B dan dikeluarkan dari portepel perseroan, degan nilai nominal Rp 500. Adapun yang 1.935.738.000 lembar yang diambil dari saham seri B akan menjadi milik Bank Mandiri saat listing dilakukan.Total saham yang akan dijual itu setara dengan dengan 36,48 persen total modal yang ditempatkan dan disetor.

Garuda menyatakan, dari jumlah tersebut, targetnya maskapai itu bisa mendapatkan dana segar minimal sebesar 350 juta dollar AS. Dalam kesempatan sebelumnya, Garuda juga menyatakan ingin memperluas segmen pasar yang dilayaninya dengan menggarap penerbangan sub-100 seat atau angkutan dengan kapasitas di bawah 100 penumpang.

Sebelumnya maskapai nasional tersebut melayani penerbangan untuk kategori full service dengan Garuda Indonesia dan low cost carrier (LCC) melalui unit bisnis Citilink. "Armada sub-100 seat itu untuk menghilangkan batasan antara feeder, regional, dan rute utama untuk melayani rute-rute high yield dengan low density," kata Direktur Operasi Garuda Ari Sapari.

Diungkapkannya, perseroan sedang mengkaji menggunakan pesawat jenis ATR, Embraer, atau Bombardier untuk segmen tersebut. "Pesawat berkapasitas kursi kecil memberikan keuntungan dari sisi operasional, sedangkan rute yang dilayani menjanjikan keuntungan yang besar," ujarnya.

Digarapnya segmen sub 100-seat untuk mengakomodasi tiga hal. Pertama, untuk melayani rute yang memiliki landasan pendek dan tidak terlalu keras. Kedua, mengakomodasi rute-rute yang selama ini belum memiliki hak bypass domestik seperti Medan-Denpasar, yang selama ini harus dilewati melalui Jakarta. Adanya layanan ini membuat tercipta pasar baru karena benefit yang bisa dirasakan langsung oleh pengguna, yaitu kecepatan dan kemudahan dalam berpergian.

Dan ketiga, menambah frekuensi di sejumlah slot kosong penerbangan. Selama ini ada sejumlah rute dengan frekuensi yang cukup tinggi masih memiliki jeda waktu atau slot kosong. Contohnya, Jakarta-Surabaya, masih ada selot yang kosong sekitar 1,5 jam, tidak ada penerbangan. Berkaitan dengan pengembangan layanan Citilink, Ari Sapari mengungkapkan, sedang dipertimbangkan pemilihan pesawat jenis Airbus atau Boeing 737.

"Citilink akan menjadi game changer di pasar LCC. Strategi Citilink berfokus pada peningkatan kapasitas kursi, frekuensi penggunaan pesawat, biaya distribusi yang rendah, dan bermain di rute dengan radius penerbangan 2 jam, baik domestik maupun internasional," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com