Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga IPO Garuda Indonesia Mahal

Kompas.com - 27/01/2011, 09:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemarin (26/01/2011), pemerintah akhirnya mengumumkan harga penawaran perdana (initial public offering/IPO) PT Garuda Indonesia sebesar Rp 750 per saham. Dengan harga sebesar itu, pemerintah akan mendapatkan dana segar Rp 4,77 triliun dari penjualan 6,35 miliar saham perdana Garuda.

Harga IPO tersebut hanya berada di batas bawah kisaran harga yang diinginkan pemerintah, yakni Rp 750-Rp 1.100 per saham.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, ini adalah harga paling optimal yang mampu diraih Garuda. Agaknya, karena rendahnya harga itulah, Garuda hanya melepas 26 persen saham atau 6,35 miliar saham. Padahal tadinya Garuda berencana melepas 36 persen atau 9,36 miliar sahamnya.

Namun, Mustafa menandaskan, nilai pelepasan tersebut sudah cukup, bahkan terjadi kelebihan permintaan sebanyak 1,3 kali.

Dalam IPO Garuda ini, minimal 80 persen saham akan dialokasikan untuk investor domestik, baik ritel maupun institusional. Adapun investor asing akan mendapatkan jatah 20 persen saham atau senilai Rp 950 miliar. Meski porsi asing cukup mendominasi, Mustafa yakin investor asing tersebut akan berinvestasi jangka panjang di sini. Dia juga menjanjikan harga saham Garuda di pasar sekunder bisa baik.

Analis E-Trading Securities, Tedy Dwitama, menduga IPO Garuda akan diserbu peminat baru. Dus, harga saham Garuda juga bisa terbang tinggi di hari perdana perdagangannya di bursa, seperti yang terjadi pada IPO PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). "Apalagi saham ini BUMN, dan kabarnya peminatnya banyak," kata dia. Karena itu, menurut Tedy, investor yang suka berspekulasi bisa menjajal peruntungan di IPO Garuda ini.

Belum bagikan dividen

Namun, ada beberapa hal yang harus dicermati oleh para investor. Meski dipasang di target terendah, harga IPO Garuda Indonesia terbilang cukup mahal. Pada harga Rp 750 per saham, rasio harga terhadap laba per saham alias price to earning ratio (PER) Garuda sudah mencapai 32,41 kali. Ini lebih tinggi dibandingkan PER industri yang hanya 32 kali.

Selain itu, menurut hitungan Tedy, rasio utang terhadap ekuitas Garuda juga cukup tinggi, yaitu 3,52 kali.

Mahalnya harga IPO Garuda juga menjadi sorotan Michael Hadisurya, analis Valbury Asia Securities, dalam risetnya. Selain itu, "Hal yang perlu dipertimbangkan, Garuda belum membagikan dividen karena kerugian akumulatif dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Tapi, karena Garuda adalah maskapai terbesar di Indonesia, Michael menilai saham Garuda layak untuk diinvestasikan jangka panjang. (Didik Purwanto, Avanty Nurdiana/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com