Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianiaya, 3 TKW Kabur dari Penampungan

Kompas.com - 03/02/2011, 21:12 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Tiga tenaga kerja wanita asal Pulau Jawa melarikan diri dari lokasi penampungan di Medan, Sumatera Utara, karena mengaku mengalami penganiayaan dan perlakuan yang tidak menyenangkan.

Ketiga TKW itu adalah Sumarti (25), penduduk Desa Kelampok, Kecamatan Glodong, Kabupaten Grobokan, Jawa Tengah; Bahriah (33), penduduk Tasikmalaya, Jawa Barat; dan Susilawati (14), penduduk Purbalingga, Jawa Tengah.

Ketiga TKW asal Pulau Jawa itu diselamatkan dan ditampung di rumah pemuka agama di Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur.

Ditemui di Medan, Kamis (3/2/2011), Sumarti mengatakan, mereka melarikan diri dari penampungan CV MJ, sebuah perusahaan jasa TKI (PJTKI) yang berlokasi di Jalan Angsa, Medan Timur.

Tindakan melarikan diri itu dilakukan karena tidak tahan dengan perilaku pengelola tempat penampungan tersebut yang setiap hari menganiaya calon TKW.

Sumarti menyebutkan, tindak penganiayaan itu seperti tendangan, pukulan, dan tamparan yang membuat dirinya dan seluruh penghuni tempat penampungan itu trauma dan takut.

Warga Jawa Tengah yang mengaku pernah menjadi TKW di Malaysia dan Singapura itu menyatakan tidak pernah melihat tindak penganiayaan seperti yang terjadi di lokasi penampungan CV MJ tersebut.

Selain penyiksaan, pengelola tempat penampungan tersebut juga jarang memberikan makanan yang layak kepada calon pekerja di luar negeri itu.

Sumarti menganggap perlakuan di tempat itu sudah tidak manusiawi. "Bayangkan saja, nasi dan lauk yang dimakan di penampungan itu dimasak untuk satu minggu, agar tetap awet makanannya dimasukkan ke kulkas," katanya.

Bahriah yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat, juga mengaku sering melihat penganiayaan terhadap rekan-rekannya yang menjadi calon TKW.

Bahriah belum pernah dianiaya pengelola penampungan itu, namun tetap merasa takut jika melihat tindakan penyiksaan yang dialami teman-temannya.

Ia mengaku belum memberitahukan keberadaan dan konidisinya tersebut kepada pihak keluarga di kampung halamannya di Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Hanya keluarga yang ada di Jakarta yang dikabari. Takutnya, kalau keluarga di kampung dikabari bisa membuat mereka cemas," kata Bahriah.

Saat ini ada sekitar delapan orang lagi yang masih berada di lokasi penampung milik CV MJ tersebut.

Ia juga menyebutkan, hampir seluruh barang bawaannya ketika berangkat dari kampung halaman masih berada lokasi penampung tersebut.

Kepala Lingkungan 11 Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Timur, Marasati Aritonang, mengatakan, pihaknya mengetahui keberadaan TKW yang melarikan diri itu dari salah seorang pengurus kenaziran masjid di kelurahan tersebut.

Ketiga TKW yang melarikan diri pada Selasa dini hari dan menyelamatkan diri ke masjid di kelurahan itu terjadi ketika sedang berlangsung shalat subuh.

Ketika shalat subuh itu selesai, ketiga TKW itu memberitahukan kondisinya ke pihak kenaziran masjid guna mendapatkan perlindungan.

Setelah mengetahui nasib ketiga TKW itu, pihak kenaziran membawa mereka ke rumah salah satu pemuka agama untuk mendapatkan tempat tinggal sementara.

Ketika menyelamatkan diri, ketiga TKW itu terlihat kumuh dan salah satu di antaranya, yakni Susilawati yang masih berusia 14 tahun, terlihat kurang sehat.

"Saat ini Susilawati sudah tinggal bersama keluarganya di Jalan Ngumban Surbakti, Medan. Kondisi fisiknya tidak sehat, dia juga mengalami trauma," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Industri Asuransi dan Reasuransi Syariah Cetak Aset Rp 45,10 Triliun sampai Kuartal I-2024

Industri Asuransi dan Reasuransi Syariah Cetak Aset Rp 45,10 Triliun sampai Kuartal I-2024

Whats New
Di Hadapan Investor China, Kemenperin: Kami Berikan Kemudahan, Insentif Fiskal dan Non Fiskal

Di Hadapan Investor China, Kemenperin: Kami Berikan Kemudahan, Insentif Fiskal dan Non Fiskal

Whats New
Alfamart Bakal Bagi Dividen Rp 1,19 Triliun, Simak Jadwalnya

Alfamart Bakal Bagi Dividen Rp 1,19 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Saratoga Bakal Tebar Dividen Rp 298, 43 Miliar

Saratoga Bakal Tebar Dividen Rp 298, 43 Miliar

Whats New
KKP Akan Lepasliarkan 277.800 Ekor Benih Lobster di Perairan Lampung

KKP Akan Lepasliarkan 277.800 Ekor Benih Lobster di Perairan Lampung

Whats New
Grab Naikkan Target Laba 2024, Ini Sebabnya

Grab Naikkan Target Laba 2024, Ini Sebabnya

Whats New
Selamatkan Pemegang Polis, Jiwasraya Siapkan Strategi Jemput Bola

Selamatkan Pemegang Polis, Jiwasraya Siapkan Strategi Jemput Bola

Whats New
Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

Whats New
Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com