Realisasi Impor Gula Baru 11 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menyerahkan sepenuhnya kelanjutan impor gula kepada importir. Dari alokasi 450.000 ton yang diberikan kepada enam importir, sejauh ini baru terealisasi 50.000 ton. Mahalnya harga gula di tingkat internasional membuat importir tidak bergairah karena mereka akan merugi. Pemerintah masih memberikan kesempatan hingga 15 April mendatang.

"Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada para importir yang ditunjuk. Apakah mau mengimpor lagi atau tidak. Bagi pemerintah yang penting adalah stabilitas harga, ketersediaan barang, dan daya beli masyarakat," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh, di Jakarta, Rabu (16/2/2011).

Menurut dia, jika pasokan gula masih memadai, impor tidak perlu dilanjutkan. Saat ini stok gula dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai tiga bulan mendatang. "Jangan sampai dipaksakan. Kalau memang sudah cukup, ya, jangan impor," katanya.

Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi mengatakan, dari kuota 90.000 ton yang diterima, sampai saat ini belum ada realisasinya. Harga gula internasional masih tinggi. Saat ini berkisar 750 dollar AS per ton. "Dengan harga segitu, kami tidak mungkin untung. Kami baru untung jika harganya di bawah 700 dollar AS per ton," katanya.