Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Menunjuk Martha Tilaar sebagai "Role Model"

Kompas.com - 20/02/2011, 16:04 WIB

KOMPAS.com - Perusahaan kosmetika dan perawatan tubuh Indonesia, Martha Tilaar Group, terpilih sebagai salah satu dari 54 perusahaan dunia yang menjalankan platform terbaru, Global Compact Lead, yang diinisiasi Global Compact PBB. Bertempat di Davos, Switzerland,  28/1/2011 lalu, perusahaan ini dilantik oleh Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon sebagai satu-satunya perusahaan partisipan Global Compact Lead dari Indonesia. Bisnis kecantikan yang dimulai dari salon rumahan bernama Martha Salon di era 70-an, kini bertransformasi menjadi perusahaan besar yang diakui PBB, dan setara dengan ribuan perusahaan besar dari seluruh negara.

"Menjadi bagian dari Global Compact Lead menjadi pencapaian bagi saya, karena bisa menjadi perusahaan role model yang diakui PBB," tutur Martha kepada Kompas Female, Kamis (17/2/2011) lalu.

Pengakuan ini menempatkan Martha Tilaar Group berdiri berdampingan dengan sejumlah perusahaan besar dunia, seperti Unilever Inggris, The Coca-Cola Company Amerika, Nestle SA Switzerland, Novartis International AG Switzerland, Bayer AG Jerman, Natura Cosmeticos S/A
Brazil, dan sederet perusahaan lain yang kebanyakan adalah perusahaan teknologi informasi.

Martha menjelaskan, keterlibatannya dalam Global Compact PBB tak lepas dari konsistensinya menjalankan empat pilar perusahaan yang bersentuhan dengan pelestarian lingkungan, pemberdayaan perempuan, edukasi, dan melestarikan kebudayaan. Adalah LSM Perancis yang merekomendasikan Martha Tilaar Group untuk menjadi bagian Global Compact. LSM ini, kata Martha, menyaksikan sendiri kegiatan pendidikan di Balisari Spa & Training Center yang konsisten memberikan wadah bagi perempuan korban trafficking untuk mengembangkan dirinya. Perusahaan yang menjalankan misi kemanusiaan dan sejumlah kriteria lain seperti antikorupsi menjadi penilaian mengapa akhirnya PBB memilih Martha Tilaar Group sebagai role model perusahaan yang tumbuh berkelanjutan.

"Prinsip local wisdom go global terwujud dengan terpilihnya Martha Tilaar Group sebagai Global Compact Lead. Dari bakul jamu menjadi perusahaan yang diakui PBB, ini adalah penghargaan yang lahir dari komitmen dan konsistensi melestarikan budaya dan menonjolkan keunikan produk," jelasnya.

Menurutnya, perusahaan yang dibangun 41 tahun silam ini berawal dari pemikiran sederhana untuk mempercantik perempuan Indonesia. Misi pemberdayaan, melestarikan budaya dan kekayaan alam, serta menciptakan keunikan yang tidak menyontek dari mana pun, membawa bisnis kecantikan ini berdiri setara dengan bisnis besar lainnya di panggung dunia.

"Mindset yang tidak memedulikan kekayaan alam harus diubah. Kita harus mengubah pola pikir, harus punya identitas sebagai bangsa Asia dengan bahan baku produk asli dari Asia. Inilah yang membedakan dan menjadi keunikan yang bisa diakui dunia," jelasnya.

Ke depan, Martha Tilaar Group sebagai role model yang ditunjuk PBB memiliki tugas untuk menyebarluaskan pentingnya membangun perusahaan berkelanjutan dengan memedulikan pelestarian alam, lingkungan, budaya dan pemberdayaan. "Pada 2000 lalu hanya Martha Tilaar Group dan Indonesian Marketing Association yang berkomitmen dan menyebarluaskan Global Compact Lead di Indonesia. Kini ada 155 perusahaan anggota Global Compact di Indonesia," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com