Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gatot Kaca Tembus Dunia

Kompas.com - 25/02/2011, 11:33 WIB

KOMPAS.com — Wayang sudah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Tak cuma berukuran standar, wayang kulit dan golek juga hadir dalam bentuk mini. Selain dalam negeri, peminatnya juga datang dari luar negeri. Perajin pun mendulang penghasilan besar.

Gatot Kaca dengan otot kawat dan tulang besi menjadi tokoh populer dalam dunia pewayangan. Begitu juga dengan Pandawa, seperti Bima dan Arjuna. Pertunjukan wayang kulit dan golek sering mengangkat epos tentang mereka.

Popularitas Gatot Kaca dan tokoh-tokoh dalam dunia wayang membuat suvenir wayang kulit dan golek banyak diminati orang, termasuk wayang yang berbentuk mini. Tak hanya pencinta pertunjukan wayang saja, melainkan juga orang kebanyakan.

Kehadiran wayang mini merupakan salah satu cara untuk makin mengenalkan budaya asli Indonesia, terutama Jawa dan Sunda, ini hingga mancanegara. Sebab, miniatur wayang juga bisa menjadi hiasan untuk mempercantik ruangan Anda.

Dengan miniatur wayang, "Saya ingin wayang lebih dikenal masyarakat, tidak hanya saat pergelaran berlangsung," kata Muadz Hadsi, perajin miniatur wayang golek di Bandung, Jawa Barat.

Muadz membuat miniatur wayang golek sejak 10 tahun lalu dengan bermacam tokoh, seperti Arjuna, Bima, Gatot Kaca, Rama, dan Shinta. Meski bentuknya mini, ia tetap menghadirkan karakter tokoh wayang yang sama dengan wayang ukuran standar yang biasa dipakai dalam pertunjukan. Mulai dari pahatan wajah hingga pakaian.

Tak hanya itu, Muadz juga menggunakan kayu-kayu pilihan sebagai bahan baku utama wayang golek mininya. Proses pewarnaannya pun tak main-main. "Dengan pewarnaan semprot, wayang kelihatan lebih alami dan bagus," ujarnya.

Dengan kualitas jempol yang ditawarkan Muadz, tak heran miniatur wayang golek buatannya tak hanya disukai pasar lokal saja, melainkan juga pasar luar negeri. Setiap bulan, ia rutin mengirimkan produknya ke China dan Korea Selatan sebanyak 300 wayang golek mini.

Adapun untuk pasar dalam negeri, Muadz mampu menjual 200 wayang golek mini per bulan. Dengan harga mulai Rp 100.000 hingga Rp 500.000 per item, saban bulan ia mampu meraih omzet hingga Rp 50 juta.

Endhi Suryadi asal Bandung, Jawa Barat, juga membuat miniatur wayang golek. "Prospeknya lumayan cerah sebab merupakan seni kreatif dan pemainnya masih relatif sedikit," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com