Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Indonesia Tidak Disiplin Menabung

Kompas.com - 03/03/2011, 08:32 WIB

KOMPAS.com — Riset menunjukkan, semakin banyak orang menyadari pentingnya perencanaan keuangan dan cara mengelola uang yang baik dan benar. Kemandirian finansial menjadi tujuan banyak orang, terutama mereka yang berusia matang dan memiliki penghasilan rata-rata Rp 10 juta per bulan, baik laki-laki maupun perempuan. Edukasi mengenai tata kelola keuangan personal rupanya berdampak positif bagi mereka yang memiliki fasilitas keuangan seperti kartu kredit dan rekening di bank. Pemahaman mengenai cara mengelola dan merencanakan keuangan ini membuat 89 persen orang Indonesia merasa lebih optimistis menghadapi masa depan dengan kemandirian finansialnya.

Citigroup Asia Pasific merilis hasil riset yang dilakukannya pada 2010 melalui wawancara online kepada 500 responden di seluruh Indonesia. Hasilnya terlihat bahwa nilai financial quotient untuk Indonesia adalah 57 dari 100 poin. Nilai ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, 52. Financial quotient adalah istilah yang digunakan Citigroup untuk menunjukkan kesadaran akan kondisi keuangan dan kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya perencanaan keuangan, dan mengimplementasikan tata kelola keuangan dengan baik. Melalui riset ini, Citigroup menunjukkan bahwa banyak orang Indonesia yang peduli mengenai perencanaan keuangan.

Riset ini juga menyebutkan, sebagian besar orang Indonesia dengan penghasilan rata-rata Rp 10 juta per bulan merasa optimistis dengan masa depan finansialnya. Lebih dari 60 persen responden juga mengaku membayar penuh tagihan kartu kredit secara reguler. Meskipun begitu, dengan penghasilan tersebut, hanya 67 persen responden yang terbiasa menabung secara rutin.

"Sedangkan 24 persennya berusaha menabung saat memungkinkan, saat bonus akhir tahun, atau saat menerima tunjangan hari raya. Artinya, orang dengan penghasilan Rp 10 juta pun masih banyak yang belum berdisiplin dengan kebiasaan menabung meski mereka menyadari perencanaan keuangan itu penting," papar Hotman Simbolon, Vice President Customer Care Center Head Citibank, dalam kegiatan Citibank Journalist Class di Jakarta, Rabu (2/3/2011) lalu.

Meski kesadaran orang Indonesia meningkat dalam merencanakan keuangan, pada praktiknya hanya 47 persen responden yang mengakui mematuhi anggaran bulanan yang dibuatnya. Sementara, kata Hotman, 38 persen orang sudah membuat anggaran tetapi masih berusaha mengaplikasikannya.

Kesadaran yang tak dibarengi implementasi nyata ini membuat banyak orang akhirnya tidak mampu secara finansial dalam memasuki masa pensiun. Survei yang menyasar kalangan melek teknologi ini menunjukkan data, hanya 34 persen orang yang yakin berapa dana pensiun yang dibutuhkannya beberapa tahun mendatang. Sejumlah 31 persen tidak mengetahui kebutuhan dana pensiun; hanya 13 persen telah memiliki rencana pensiun; dan 22 persen belum memulai rencana apa pun.

"Padahal, perencanaan dana pensiun perlu dimulai sejak saat ini, dalam jangka panjang, bukan pada saat tujuh tahun menjelang waktu pensiun tiba," ujar Hotman.

Selain minimnya kedisplinan menabung, ketidaksiapan menghadapi masa pensiun, survei ini juga menunjukkan satu dari lima orang Indonesia tak memiliki cukup tabungan jika ternyata harus kehilangan pekerjaan. Artinya, jelas Hotman, 20 persen responden mengaku hanya bisa menafkahi hidupnya selama tiga bulan jika harus mengalami pemutusan hubungan kerja. Sementara 80 persen yang lainnya mengaku tabungan yang dimilikinya hanya bisa membuatnya bertahan dalam 2,5 bulan atau 70 hari saja.

Pemahaman mengenai pentingnya perencanaan keuangan nyatanya tak dibarengi pengetahuan mengenai asuransi dan investasi. Kondisi inilah yang membuat orang Indonesia belum mampu mandiri secara finansial. Dari 500 responden, 54 persen merasa sudah terlindungi asuransi dan 24 persen tidak memiliki asuransi sama sekali. Kebanyakan dari responden bahkan tak mengetahui pilihan investasi yang tepat untuk mengembangkan nilai uang yang dimilikinya. Jika diberikan uang sebesar enam bulan gaji, hanya 45 persen responden yang mengaku tahu cara berinvestasi yang tepat untuk dirinya.

Tak mengherankan jika kemudian banyak ditemukan orang Indonesia yang khawatir dengan masa depannya. Karena pada umumnya, banyak orang yang belum mandiri secara finansial lantaran tak membangun kebiasaan dan berdisiplin menyisihkan uang dari penghasilan untuk berbagai anggaran dalam mempersiapkan masa depan.

"Membuat anggaran menjadi solusi finansial yang perlu dilakukan. Dengan budgeting, Anda bisa mengontrol keuangan, menghindarkan Anda dari masalah finansial, menjadi konsumen yang lebih cerdas, mampu merancang dan meraih tujuan finansial, dan memiliki masa depan yang lebih baik," tutur Hotman.

Melakukan budgeting juga akan memudahkan Anda untuk menabung, berinvestasi, dan berbagi penghasilan melalui zakat sebagai bentuk fungsi sosial sebagai individu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com