Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencurian Ikan Jadi Perhatian di Laut China Selatan

Kompas.com - 09/03/2011, 03:56 WIB

Jakarta, Kompas - Patroli keamanan Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) mewaspadai risiko pencurian ikan di Laut China Selatan. Hal itu disampaikan Panglima Armabar Laksamana Muda Hari Bowo, Selasa (8/3), saat membuka Latihan Keamanan Laut Wilayah Barat (Latkamlabar). Dari segi faktor alam, Laut China Selatan memiliki ombak yang besar. Masalah yang paling mengemuka adalah pencurian ikan (illegal fishing). ”Tapi, saya lihat kemarin waktu ke Natuna, lanal-lanal (pangkalan TNI AL) bisa menyelesaikan masalah,” kata Hari Bowo.

Ia mengatakan, Latkamlabar adalah adalah latihan rutin setiap tahun yang bertujuan meningkatkan profesionalisme penyidik di laut. Dengan demikian, temuan-temuan baru permasalahan di laut dapat diantisipasi dengan melihat pengalaman di setiap lanal dan lantamal (pangkalan utama TNI AL). ”Pelaku di lapangan juga harus bisa menguasai aturan hukum yang baru,” katanya.

Koordinasi dengan penyidik sipil juga menjadi salah satu titik fokus Latkamlabar. Direktur Latihan Laksamana Pertama DA Mamahit mengatakan, latihan di posko itu melibatkan 188 personel, empat pangkalan utama TNI AL, 18 pangkalan TNI AL, dan empat pangkalan udara TNI AL.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Tri Prasodjo mengatakan, KRI Ki Hajar Dewantara-364 baru-baru ini kembali berhasil menangkap kapal penangkap ikan KM Mahatan Arujaya 18 karena diduga tidak memiliki izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IKTA).

Kapal ikan berbendera Indonesia bertonase 110 ton yang dinakhodai Johanes Banea tersebut ditangkap di sekitar perairan Laut Arafura. Setelah diperiksa, ternyata anak buah kapal yang berjumlah 19 orang dan terdiri dari 4 warga negara Indonesia dan 15 warga negara Thailand tersebut tidak dilengkapi dokumen IKTA yang seharusnya berada di kapal. (EDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com