Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Bahrain Angkat Harga Minyak

Kompas.com - 17/03/2011, 08:07 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak mentah naik pada Rabu waktu setempat karena kekhawatiran tentang kerusuhan Arab melebihi kekhawatiran tentang ancaman bencana nuklir di Jepang.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April naik 80 sen menjadi ditutup pada 97,98 dollar per barrel. Acuan kontrak berjangka WTI jatuh 4,01 dollar pada Selasa karena adanya ancaman bencana nuklir Jepang yang dipicu gempa berkekuatan 9,0 skala Richter, Jumat.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April melonjak 2,10 dollar menjadi menetap di 110,62 dollar per barrel. Kemarin Brent merosot 5,15 dollar. "Ada dua faktor utama dengan Jepang dan berlanjutnya kerusuhan di Timur Tengah," kata Matt Smith di Summit Energy. Pasar minyak mendapat dukungan dari kerusuhan baru di Timur Tengah karena pasukan yang setia kepada Pemimpin Libya Moamar Khadafy maju pada posisi yang dikuasai pemberontak dan di Bahrain terlihat bentrokan di tengah deklarasi baru keadaan darurat untuk memadamkan protes.
Pemberontakan rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara, yang menggulingkan pemimpin Tunisia dan Mesir, telah mendorong harga minyak lebih tinggi karena kekhawatiran atas gangguan pasokan.

Pihak berwenang Bahrain meluncurkan tindakan keras terhadap demonstran oposisi di Manama pada Rabu, menewaskan lima orang, sehari setelah pasukan yang dipimpin Saudi bergerak ke Bahrain untuk mendukung pemerintah minoritas Sunni.

Kerusuhan di Bahrain adalah "benar-benar menakutkan" pasar,  Smith mengatakan, mencatat kekhawatiran bahwa kekacauan bisa menyebar ke tetangga Arab Saudi, produsen minyak terbesar OPEC.

Tapi ayunan ke atas harga minyak diredam oleh ancaman dari bencana nuklir di Jepang, ekonomi  ketiga terbesar dunia dan konsumen  minyak mentah terbesar ketiga dunia.

Adu kecepatan untuk mencegah krisis nuklir, petugas Jepang telah membuang air di PLTN Fukushima Unit 1, yang dilanda serangkaian ledakan setelah gempa dan tsunami merusak sistem pendingin reaktor.

Dalam pernyataan Rabu yang mengguncang pasar, kepala energi Uni Eropa Guenther Oettinger memperingatkan bahwa "lokasi secara efektif di luar kendali." "Pada jam-jam mendatang itu bisa menjadi peristiwa bencana yang bisa lebih jauh dapat menimbulkan ancaman bagi kehidupan orang di pulau itu," katanya kepada Komite Parlemen Eropa di Brussels.

"Eskalasi kerusuhan di Bahrain, bersama-sama dengan konsekuensi ekonomi dan sosial di Jepang, menggarisbawahi pandangan kami bahwa volatilitas akan tetap tinggi dan pasar akan terus berosilasi antara kedua kecenderungan bergerak naik dan turun pada harga minyak," kata analis JPMorgan Chase Bank dalam catatan kliennya.

Pasar juga menimbang laporan mingguan terakhir cadangan dari Departemen Energi Amerika Serikat yang menunjukkan stok minyak mentah AS naik 1,7 juta barrel pekan lalu, sedangkan persediaan bensin merosot 4,2 juta barrel.

Para analis telah memperkirakan kenaikan lebih kecil pada minyak mentah 1,1 juta barrel dan turun hanya 1,8 juta barrel untuk bensin di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com