Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Butuh Tunai, Harga Emas Tergerus

Kompas.com - 17/03/2011, 12:20 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Emas terkoreksi hari ini, dan mendekati level terendah dalam satu bulan terakhir. Di perdagangan Asia hingga pukul 11.50 WIB, kontrak emas untuk pengiriman April di bursa NYMEX turun 0,3 persen ke level 1.391,9 dollar AS per troy ounce. Kemarin, si kuning bertengger di level 1.396,1 dollar AS per troy ounce.

Di Indonesia, Logam Mulia mematok harga emas, Kamis (17/3/2011), pada Rp 402.000 per gram atau turun Rp 1.000 dibanding kemarin. Untuk diketahui, nilai 1 troy ounce = 31,1 gram.

Penurunan harga emas terjadi seiring memburuknya krisis nuklir Jepang. Kecemasan itu mendorong sebagian investor menjual emas untuk mendapatkan uang tunai guna menutupi kerugian di pasar saham dan komoditas lainnya.

Pasar saham Asia juga kian tertekan hari ini setelah Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano menyatakan pada hari ini bahwa pembangkit listrik Yukushima Dai-Ichi menghadapi situasi yang suram.

Analis Phillip Futures Pte Ltd, Ong Yi Ling, menduga, tidak ada penyelesaian yang cepat terhadap krisis nuklir di Jepang. "Bahkan, mungkin akan menjadi semakin memburuk," ujarnya.

Kepala perdagangan logam di Asia dari Credit Agricole SA Chad Walls menyebut, ada sentimen negatif global yang terus berlanjut. Dengan jatuhnya pasar saham, investor melepas emas untuk menutupi pembayaran margin. "Pada akhirnya, emas bakal menemukan pijakannya. Namun, sejauh ini sepertinya investor masih dalam masa melikuidasi aset," imbuhnya.

Pada 7 Maret lalu, emas mencetak rekor tertinggi baru di 1.444,95 dollar AS per troy ounce karena kekhawatiran inflasi dan kerusuhan di Libya dan Timur Tengah. (Dupla Kartini/Kontan)

Baca juga: Pilih Logam Mulia, Perhiasan atau Dinar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com