Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketut Widana dan "Magic Chocolate"

Kompas.com - 20/03/2011, 09:18 WIB

Ayu Sulistyowati

KOMPAS.com - Sebagian orang yang pernah menikmati Magic Chocolate tak pernah menyangka jika Ketut Widana (43), lelaki asli Kabupaten Klungkung, Bali, ini merupakan pemiliknya. Siapa sangka pula usaha menengah ini sukses menembus pasaran mancanegara, seperti Eropa dari cokelat olahannya bersama istri serta belasan karyawan di rumahnya, Batubulan, Kabupaten Gianyar. Kini, omzetnya bisa puluhan juta rupiah setiap bulan.

Padahal, ia lulusan sarjana pendidikan bahasa Inggris Universitas Ganesha (dulu IKIP) Singaraja, yang pernah mengenyam menjadi guru SMP Negeri 2 Singaraja selama dua tahun. Bahkan, tak puas dengan birokrasi sebagai guru, ia pun banting setir menjadi pemandu wisata mulai 1992 sampai lebih dari 10 tahun lamanya.

Namun, ia ingin berubah seperti ia rela melepaskan status pegawai negeri sipilnya demi mengejar kesuksesan lain. Ayah tiga anak ini pun memberanikan diri merintis berdagang bakso sambil perlahan melepas menjadi pemandu wisata. ”Ya, sebenarnya lumayan sudah penghasilan menjadi pemandu wisata ini karena saya dipercaya beberapa agen di sini (Bali). Tetapi, saya merasa belum stabil dan hidup saya tidak dinamis. Saya pun bertekad mencari yang terbaik dan istri saya mendukung itu,” katanya, serius ketika ditemui di rumahnya, pertengahan Februari lalu.

Menjadi pengusaha sukses memang tidak mudah dan itu disadari betul oleh seorang Widana. Meski memiliki bakat alami untuk berwirausaha dari orang tuanya yang berdagang makanan, ia tetap perlu menambah ilmu dari siapa pun. Termasuk belajar dari kegagalan!

Ya, ia gagal berjualan bakso yang hanya bertahan tujuh bulan. Selanjutnya, suami Putu Rien Utami (40) ini berganti dengan usaha budidaya lobster. Hasilnya? Lumayan karena bisa bertahan setahun daripada berjualan bakso. Sayangnya, ia belum puas dengan keberhasilan dari lobster itu.

Tanpa sengaja ia berkenalan dengan teman koki dari hotel ternama di ”Pulau Dewata” Bali. Pertemuan di salah satu kursus wirausaha itu pun membawa keberuntungan bagi Widana. Lalu, tanpa dinyana, ajakan membuat permen cokelat berkualitas dengan harga terjangkau tanpa membuahkan rasa batuk penikmatnya pun ia sanggupi.

Modal Rp 10 juta

Tanpa pikir panjang, ia menghabiskan modal awal sekitar Rp 10 juta. Ya, ia tidak ingin sembarangan lagi setiap kali menekuni usaha sehingga ia pun menginginkan bahan baku cokelat terbaik dan berkualitas.

”Ya, saya ingin membuat permen cokelat terbaik yang tidak menyebabkan sakit tenggorokan atau kehausan sampai-sampai merusak gigi. Saya ingat betul, seorang dokter gigi yang pernah saya datangi selalu mengingatkan pasiennya dengan menempelkan selembar tulisan yang berisikan peringatan agar tidak mengonsumsi cokelat karena merusak gigi,” tuturnya sambil beberapa kali mengerutkan dahi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com