Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanda Tangan Uang Masih Mengganjal

Kompas.com - 31/03/2011, 07:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rancangan Undang-Undang Mata Uang gagal disetujui fraksi-fraksi dalam pembahasan tingkat I Komisi XI DPR. Masih ada tiga poin yang mengganjal persetujuan itu. Salah satunya adalah klausul tentang pejabat yang menandatangani lembaran uang rupiah. Menteri Keuangan ingin ikut membubuhkan tanda tangan selain Gubernur Bank Indonesia.

Kedua, pencantuman Negara Kesatuan Republik Indonesia pada lembaran uang rupiah. Ketiga, masalah pihak-pihak yang menyediakan bahan baku uang.

”Sebelumnya Bank Indonesia (BI) yang bertanggung jawab menyediakan bahan baku uang, tetapi dalam RUU ini ditetapkan Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia),” ujar Ketua Komisi XI DPR Emir Moeis (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) di Jakarta, Rabu (30/3/2011), seusai rapat kerja dengan Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo.

Pada awalnya, rapat kerja ini mengagendakan pembacaan pandangan akhir fraksi-fraksi terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Mata Uang. Akan tetapi, akibat ketidaksepakatan atas ketiga hal itu, pembahasan tidak dilanjutkan. Akhirnya, rapat kerja dibubarkan. Rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan akan dilanjutkan pada 2 April 2011.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDI-P, Dolfie OFP, mempertanyakan kesanggupan Perum Peruri dalam menyediakan bahan baku uang. Jika badan usaha milik negara ini tisak sanggup, sebaiknya jangan dipaksakan. ”Ada baiknya penyediaan bahan baku diserahkan kembali ke BI,” ujarnya.

Agus Martowardojo berkeras, Menteri Keuangan harus ikut membubuhkan tanda tangan pada lembaran uang kertas rupiah. Hal itu karena, pertama, mata uang merupakan simbol kenegaraan sehingga harus ada wakil pemerintah yang membubuhkan tanda tangan.

Kedua, jika terjadi masalah pada keuangan negara, pihak yang diminta menyelesaikannya adalah Kementerian Keuangan. ”Atas dasar itu, kami belum dapat memenuhi opsi hanya BI yang tanda tangan,” kata Agus. (OIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com