Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Tak Hanya Psikis

Kompas.com - 05/04/2011, 04:18 WIB

Jakarta, Kompas - Hasil visum dan otopsi jenazah Irzen Octa (50), yang tewas setelah bernegosiasi dengan penagih utang Citibank, ternyata menemukan banyak hal. OC Kaligis, penasihat hukum Esi Ronaldi (48), istri Irzen, atas persetujuan keluarga membeberkannya.

Dalam laporan hasil visum dan otopsi dokter spesialis forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di RSCM tertanggal 29 Maret 2011 itu, tertulis enam hasil pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan tersebut adalah pada sekat hidung bagian luar terdapat luka lecet; pada kedua lubang hidung keluar darah; wajah tampak berwarna ungu gelap dan jaringan di bawah kuku jari tangan dan kaki berwarna ungu; terdapat pendarahan di bawah selaput keras otak; terdapat bekuan darah di bilik otak; dan terdapat memar batang otak.

Kesimpulan hasil pemeriksaan menyebutkan, ”sebab mati orang ini (Irzen) adalah akibat penyakit pecahnya pembuluh darah di bilik otak dan di bawah selaput keras otak hingga menekan batang otak yang akan dikonfirmasi lebih lanjut melalui pemeriksaan laboratorium”.

Atas dasar itu, pihak keluarga berkeyakinan bahwa pendarahan dan luka pada jasad korban tidak sekadar akibat kekerasan psikis yang diduga dilakukan tiga petugas penagih utang Citibank, A, D, dan H, yang sudah menjadi tersangka dan ditahan di Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan.

Kemungkinan pukulan

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Persahabatan, Mohammad Toyibi, yang dihubungi Kompas secara terpisah, juga mengatakan bahwa memar batang otak besar kemungkinan disebabkan oleh guncangan atau pukulan.

”Kalau akibat stres atau penyakit dari dalam diri korban, mungkin bisa menyebabkan pendarahan di bawah selaput keras otak dan pembekuan darah di bilik otak. Tetapi, sepertinya, tidak akan berakibat memarnya batang otak karena letak selaput keras dan batang otak berjauhan,” paparnya.

Toyibi menambahkan bahwa batang otak merupakan pusat pengaturan pernapasan, gerak jantung, dan suhu tubuh. Jika batang otak terganggu bahkan sampai memar, hal itu bisa berakibat jantung berhenti mendadak dan bisa membuat seseorang meninggal.

Tuntut Citibank

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com