Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singtel Usul Ada 8 Direksi Telkomsel

Kompas.com - 08/04/2011, 03:17 WIB

Jakarta, Kompas - Singapore Telecom Ltd meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar untuk menambah direksi PT Telekomunikasi Selular yang saat ini berjumlah lima menjadi delapan direksi. Tujuannya, ada peningkatan kinerja dan daya saing di bidang telekomunikasi seluler.

Menurut Mustafa Abubakar, Kamis (7/4) di Jakarta, usulan itu sudah disampaikan pihak Singapore Telecom Ltd (Singtel) kepada Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Dia juga sudah menyampaikan hal itu ke PT Telkom selaku perusahaan induk untuk selanjutnya dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

”Saya pertimbangkan usulan restrukturisasi organisasi karena memang tujuannya baik. Usulan itu akan dibahas lebih detail dalam RUPS yang dijadwalkan Mei atau Juni 2011,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, nama-nama direksi PT Telkomsel saat ini meliputi Direktur Utama Sarwoto Atmo- sutarno, Direktur Keuangan Triwahyusari, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Herfini Haryono, Direktur Operasi Ng Kwon Kee, dan Direktur Niaga Leong Shin Loong.

Mengenai usulan Singtel, Mustafa mengatakan, pos penambahan antara lain direksi sumber daya manusia dan direktur penjualan, serta direktur teknologi informasi. Saat ini, sebanyak 65 persen saham PT Telkomsel dimiliki PT Telkom dan sisanya 35 persen dimiliki Singtel yang merupakan anak perusahaan Temasek Holdings.

Dari sisi pasar, pemilik produk kartu seluler Halo, Simpati, dan Kartu As menguasai 60 persen pangsa pasar di Indonesia. Bisnis PT Telkomsel didukung infrastruktur 32.000 base transceiver station (BTS) dan 5.000 Node B atau BTS 3G di 150 kota.

Terkait kepemilikan saham, Mustafa menyarankan agar PT Telkom membeli kembali (buyback) saham PT Telkomsel dari Singtel. Peluang usaha di sektor telekomunikasi seluler yang masih sangat terbuka akan memperkuat posisi PT Telkom.

”Selain itu, pembelian kembali bisa meningkatkan kontribusi deviden PT Telkom terhadap negara. Meski buyback Telkomsel masih bersifat wacana, saya mendorong bisa direalisasikan,” katanya. (ONI)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com