YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Harapan masyarakat miskin di Indonesia untuk memiliki rumah sendiri semakin mungkin terwujud setelah pemerintah mencanangkan program pembangunan rumah sangat murah yang diharapkan mulai terealisasi pada tahun 2011.
Pemerintah menargetkan membangun 7,5 juta rumah hingga tahun 2014, yang terdiri atas 2,5 juta unit rumah sangat murah dan lima juta unit rumah murah. Pada tahap awal yang diharapkan dimulai tahun 2011 pemerintah akan membangun satu juta rumah yang terdiri atas 350 unit rumah sangat murah dan 650 unit rumah murah.
Deputi Menteri Perumahan Rakyat Bidang Perumahan Swadaya Jamil Anshari mengatakan, rumah itu akan dijual dengan harga Rp5 juta sampai Rp10 juta per unit untuk rumah sangat murah dan Rp20 juta hingga Rp25 juta per unit untuk rumah murah.
Rumah murah ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau yang memiliki penghasilan di bawah Rp2,5 juta per bulan. Masyarakat dapat membeli rumah itu tanpa dikenai uang muka, dengan bunga pinjaman di bawah dua digit, serta bebas pajak.
"Ada subsidi dan dibebaskan dari biaya uang muka, dan kami akan menyesuaikan dengan upah minimum regional," kata Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa beberapa waktu lalu.
Menurut Menpera, pemerintah akan memberikan subsidi berupa tanah. Contohnya, tanah milik Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia. "Tanah mereka tersedia, dan untuk PNS akan kami sediakan bekerja sama dengan pemerintah daerah," katanya.
Program rumah murah ini juga akan menggunakan tanah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk itu, Kementerian Perumahan Rakyat (Kempera) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BUMN.
Kempera juga telah menetapkan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, dan Semarang sebagai kawasan percobaan bagi program pembangunan rumah murah dan sangat murah tersebut.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, program pembangunan rumah murah akan didanai dari penghematan anggaran yang pada 2011 diupayakan mencapai Rp20 triliun. Menurut dia, realisasi program rumah murah itu akan dikombinasikan dengan program tanggung jawab sosial dari BUMN.
Untuk melaksanakan program tersebut, pemerintah meminta Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) membangun rumah tersebut. Ketua Umum REI Setyo Maharso menyatakan mendukung program tersebut, tetapi REI masih menunggu kematangan rencana itu, terutama mengenai kepastian harga karena menyangkut material bangunan dan lokasi program rumah murah ini.