Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bantah Ada Intervensi Asing

Kompas.com - 10/05/2011, 08:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mengaku tidak ada intervensi, baik dari pihak asing maupun dari dalam negeri, terkait pembelian saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) seharga 246,8 juta dollar AS (7 persen). Banyak kalangan menilai pembelian divestasi NNT oleh pemerintah pusat karena desakan dari negara asing.

Namun, Menteri Keuangan Agus Martowardojo membantah ada intervensi asing dalam pembelian 7 persen saham divestasi PT Newmont. "Tidak betul sama sekali kalau ada yang menduga-duga ada intervensi dari pihak mana pun, khususnya asing," tegasnya, Senin (9/5/2011).

"Jadi, kalau kamu nanya seperti itu ya, saya menyampaikan sama sekali tidak betul. Kalau ada yang menduga ada bentuk-bentuk intervensi dari pihak mana pun, khususnya asing maupun domestik, tidak ada intervensi," tegas Agus.

Agus menjamin, dalam pembelian saham yang dilakukan oleh pemerintah tidak ada intervensi karena dilaksanakan berdasarkan profesionalisme. "Justru hal itu yang kita ingin berikan jaminan perihal integritas dan profesionalisme dari keputusan pemerintah," jelasnya.

Pembelian saham Newmont, kata Agus, justru karena pemerintah ingin memberikan jaminan integritas dan profesionalisme dari keputusan pemerintah untuk Newmont. Sejauh ini, lanjut mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut, proses administrasi pembelian 7 persen saham Newmont sudah selesai.

Agus juga menyampaikan, pemerintah berkepentingan untuk menjaga pembayaran pajak Newmont dan mencegah jangan sampai institusi raksasa ini melakukan hal-hal yang melupakan prinsip, misalnya melakukan hal yang tidak efisien dan tidak lagi menjaga lingkungan. "Di lain pihak, kita ada kesempatan belajar dari Newmont untuk lebih memahami industri ekstraktif. Itu insya Allah juga akan terwujud," katanya.

Ketua Koalisi Rakyat Mengadili, Ismail, mengatakan, sudut pandang lain yang menjadi perhatian dari Koalisi Rakyat Mengadili, yang terdiri dari Gerakan Anti Neo-Liberal, Laskar Usir Neolib, dan Gerakan Pemuda Rakyat, mewajibkan agar saham divestasi 7 persen Newmont harus dikembalikan kepada pemerintah daerah. Dengan menyerahkan 7 persen saham tersebut, berarti pemerintah mendorong desentralisasi fiskal yang menjadi pilar pelaksanaan otonomi daerah untuk membangun daerah.

Keinginan pemerintah pusat melalui Menteri Keuangan untuk menguasai 7 persen saham tersebut merupakan bentuk pembangkangan dan bertentangan dengan keputusan DPR. "Artinya Menteri Keuangan telah mencederai nilai-nilai keadilan yang seharusnya bisa dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan daerah NTB," tutur Ismail.

Koalisi Rakyat Mengadili, kata Ismail, meminta Menteri Keuangan membatalkan pembelian 7 persen saham Newmont. Sebab, menurut dia, hasil emas di NTB harus dikembalikan kepada masyarakat NTB. "Harusnya kita mengusir asing dari bumi NTB," tutupnya. (Bambang Rakhmanto/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

    Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

    Whats New
    Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

    Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

    Spend Smart
    Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

    Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

    Spend Smart
    Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

    Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

    Spend Smart
    Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

    Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

    Whats New
    Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

    Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

    Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Whats New
    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Whats New
    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Spend Smart
    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Whats New
    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Whats New
    Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Whats New
    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Whats New
    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com