Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Induk Percepatan Ekonomi Final

Kompas.com - 18/05/2011, 14:49 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com — Masterplan atau Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI) saat ini sudah difinalisasi sehingga siap diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei 2011. Finalisasi dilakukan setelah melalui proses perombakan dalam dua bulan terakhir.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengungkapkan hal tersebut di Nusa Dua, Bali, Rabu (18/5/2011), saat menyampaikan hasil pembaruan terakhir atas konsep MP3EI yang sudah dipersiapkan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2010 itu. MP3EI ini disampaikan kepada delegasi Korea Selatan yang dipimpin oleh Menteri Ilmu Pengetahuan Ekonomi Korea Selatan Choi Juung-kyung.

"Sebagai gambaran, Indonesia itu negara yang besar. Buktinya, jika ada penerbangan yang menghubungkan Sabang ke Jayapura, akan membutuhkan waktu 6,5 jam penerbangan," ujar Luky.

Menurut dia, dunia merasa perkembangan ekonomi Indonesia sangat mengesankan. Atas dasar itu, setelah BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) yang menjadi negara berkembang paling maju, ada lagi konsep NEXT-11. NEXT-11 terdiri atas Banglades, Mesir, Indonesia, Iran, Korea Selatan, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Filipina, Turki, dan Vietnam. "Di antara negara-negara itu, Korea Selatan adalah negara yang berada di puncak kelompok NEXT-11," ujarnya.

Luky mengatakan, Indonesia saat ini ada pada perkembangan ekonomi dasar (factor driven economies) karena masih disibukkan oleh penguatan kelembagaan, infrastruktur, stabilitas ekonomi makro, serta kesehatan dan pendidikan primer. Dengan MP3EI, Indonesia berniat berkembang ke level efficiency driven economies, di mana perhatian sudah diarahkan pada pendidikan yang lebih tinggi, efisiensi di pasar barang, efisiensi di pasar pekerja, kepuasan di pasar keuangan, dan sudah menekankan teknologi.

"Pada tahun 2025, Indonesia akan mencapai posisi innovation driven economies," ujar Luky.

Dalam MP3EI, Pulau Sumatera akan difokuskan pada perkebunan kelapa sawit, karet, batubara, perkapalan, baja, dan pembangunan jembatan Selat Sunda. Pulau Jawa akan dijadikan pusat industri tekstil, makanan-minuman, alat transportasi, perlengkapan pertahanan, perkapalan, dan proyek Metropolitan Jakarta Area.

Adapun Kalimantan akan diarahkan menjadi sentra minyak kelapa sawit dan turunannya, minyak dan gas, baja, bauksit, dan batubara. Sulawesi untuk basis pangan, cokelat, perikanan, nikel, dan migas. Sementara Bali difokuskan pada turisme, peternakan, dan perikanan. "Di Papua, Maluku, dan Kepulauan Maluku dikembangkan basis tanaman pangan, perikanan, tembaga, nikel, serta migas," tutur Luky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com