Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Satu Suara soal Subsidi BBM

Kompas.com - 20/05/2011, 04:23 WIB

Jakarta, Kompas - Meskipun Kementerian Keuangan menghendaki penyesuaian kebijakan bahan bakar minyak bersubsidi, pemerintah tetap tidak dapat memutuskan untuk mengubah harga BBM bersubsidi. Padahal, harga BBM di Indonesia adalah yang terendah di Asia, bahkan dibandingkan Vietnam yang memiliki daya beli separuh dari daya beli rata-rata penduduk Indonesia.

”Kita harus memerhatikan Filipina, India, Malaysia, dan Vietnam. Kalau kita lihat Vietnam saja yang paling dekat, terlihat PDB (produk domestik bruto) per kapitanya masih separuh dari Indonesia memberlakukan harga BBM yang cukup tinggi, sekitar satu dollar AS per liter (sekitar Rp 8.544 per liter),” ujar Pelaksana Jabatan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di Jakarta, Kamis (19/5), dalam konferensi pers yang dipimpin Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo.

”Pemerintah bukan hanya Kementerian Keuangan, silakan tanya ke (kementerian) yang lain,” ujar Bambang, ketika ditanya mengapa pemerintah tidak melakukan tindakan tegas dalam pembatasan BBM bersubsidi atau menekan anggaran subsidi. Padahal, anggaran subsidi akan memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Agus Martowardojo menegaskan, pihaknya benar-benar mengharapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menjalankan satu program yang dapat membatasi subsidi. Hal itu, antara lain, berupa penyesuaian harga BBM karena sesuai dengan Undang-Undang APBN dimungkinkan untuk menyesuaikan atau membatasi anggaran subsidi BBM.

Dasar pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi adalah Pasal 7 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011. Dalam hal perkiraan harga jual rata-rata minyak mentah Indonesia dalam setahun meningkat lebih dari 10 persen dari harga yang diasumsikan dalam APBN 2011, pemerintah diberikan kewenangan untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi.

”Terkait dengan upaya untuk membatasi BBM bersubsidi dan risiko yang terjadi karena ada lifting (produksi minyak mentah siap jual) yang lebih rendah, tentu menjadi perhatian Menteri Keuangan untuk mempersiapkan likuiditas,” ujar Agus.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita H Legowo menyatakan, persoalan subsidi BBM sangat erat kaitannya dengan persoalan politis, bukan semata masalah teknis. Penetapan angka besaran subsidi BBM dan pengaturan BBM merupakan keputusan yang harus disepakati pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.

(ONI/OIN/EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com