Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemilau Prospek Toko Perhiasan Perak

Kompas.com - 20/05/2011, 09:15 WIB

KOMPAS.com — Boleh jadi, lantaran harga emas semakin mahal, banyak orang yang melirik perhiasan berbahan perak sebagai alternatif. Lagi pula, kendati turut menanjak, laju harga perak lebih stabil ketimbang emas. "Bisnis perak juga tidak mengenal musim sehingga harganya cenderung stabil," kata Asep Mustafa, pemilik Amani Silver, Bandung.

Menurut dia, saat ini perak telah menjadi tren dalam dunia fashion. Karena itu, jika penjual bisa mengelola bisnis ini, keuntungan mencapai 100 persen bisa diperoleh. Selain sebagai perhiasan, perak juga bisa menjadi alternatif investasi berisiko relatif kecil dan modal terjangkau.

Perak asal Hongkong dan China

Potensi bisnis perak yang bisa tumbuh pesat itu menjadi alasan Asep menawarkan konsep kemitraan toko perhiasan perak, Amani Silver, pada Februari 2011. Saat ini Amani Silver menjual beraneka model perhiasan perak.

Berbeda dengan toko perak di Kota Gede, Yogyakarta, yang membuat kerajinan perak sendiri, Amani Silver hanya reseller. Toko ini menjual aneka kerajinan perak impor dari Hongkong dan China.

Nah, agar bisa menjadi mitra Amani Silver, Asep menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama, paket A dengan investasi Rp 75 juta. Kedua, paket B dengan investasi Rp 100 juta. Ketiga, paket C dengan investasi Rp 125 juta. Nilai investasi tersebut belum termasuk sewa tempat, pajak, dan izin usaha.

Pada paket A, mitra akan memperoleh perhiasan perak sebesar 1,5 kg. Di paket B, mitra mendapat perhiasan perak seberat 2 kg. Mitra usaha Asep akan mendapat perak seberat 3 kg jika mengambil paket C. Selain perhiasan perak, mitra juga akan mendapat perangkat etalase, brankas, timbangan digital, seperangkat alat tulis kantor (ATK), hingga alat promosi.

Asep berjanji melatih mitranya yang tak mengerti soal perhiasan perak. Dia akan mengajarkan kepada mitra cara membedakan perak yang bagus serta cara menyepuh dan membersihkan perhiasan berbahan perak.

Asep menghitung, omzet per hari mitra bisa mencapai Rp 1,5 juta. "Asumsinya setiap hari bisa menjual lebih dari 50 gram," katanya. Sebagai catatan, saat ini harga jual perak berkisar antara Rp 25.000 dan Rp 30.000 per gram.

Dengan asumsi tersebut, Asep mengatakan, keuntungan mitra setiap bulan akan sekitar Rp 19 juta. Walhasil, masa balik modal akan tercapai dalam tiga bulan–empat bulan untuk paket A.

Asep memang tidak memungut franchise fee. Namun, ia mewajibkan mitra untuk membeli perhiasan perak dari Asep. "Harga pembelian perak sebesar Rp 22,5 juta untuk 1 kg perhiasan," katanya.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), mengakui, perhiasan perak memang sedang menjadi tren. Hanya, "Pasarnya masih segmented dan dimiliki komunitas tertentu," ujar Amir.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang tertarik dengan tawaran ini disarankan mengambil lokasi di mal besar. Selain itu, karena masih baru, investor harus lebih aktif memasarkan perak. (Mona Tobing/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Whats New
    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    Whats New
    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    Whats New
    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    Whats New
    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Earn Smart
    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Whats New
    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Whats New
    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Whats New
    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Whats New
    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

    Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

    Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

    Whats New
    BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

    BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

    Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

    Whats New
    Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

    Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com