Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coca Cola Amatil Bakal Ambil Alih Produksi Ades

Kompas.com - 23/05/2011, 16:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjanjian lisensi air minum dalam kemasan merek Ades milik PT Coca Cola Indonesia akan diambil alih oleh PT Coca-Cola Amatil Indonesia. Sebab, PT Akasha Wira Internasional Tbk yang saat ini memproduksi merek Ades akan mengakhiri masa kontrak produksi mulai Juni 2011 mendatang.

Sejauh ini, Coca Cola Amatil sudah memproduksi 7 merek dari 8 merek air minum dalam kemasan yang dimiliki Coca Cola Indonesia. Jika perjalanan mulus, maka Amatil bakal memproduksi seluruh brand milik Coca Cola termasuk Ades pada tahun ini.

Titi Sadarini, Director Corporat Affair PT Coca Cola Indonesia bilang, manajemen perusahaan akan menunjuk perusahaan bottling partner untuk memproduksi Ades setelah menyelesaikan kontrak dengan Akasha. "Salah satu kandidat untuk memproduksi Ades adalah PT Coca Cola Amatil Indonesia," kata Titi, kepada KONTAN, Senin (23/5/2011).

Mengenai musabab pengalihan tersebut, Titi masih enggan buka mulut. Dan Ia juga membantah kalau kinerja pernjualan Ades turun saat diproduksi oleh Akasha. "Kami hanya ingin efesiensi dan mengejar efektifitas saja," jelas Titi.

Ia menyatakan, jika produksi Ades diambil alih Amatil, maka penjualan bisa tumbuh. Sebab, Amatil sudah pengalaman memproduksi 7 merek milik Coca Cola Indonesia, seperti Frestea, Fresh dan lain-lain.

Tak hanya itu, Amatil juga sudah memasarkan seluruh merek Coca Cola Indonesia sejak tahun 1990. Tak hanya itu, Amatil juga sudah menggelar kerjasama dengan Coca Cola Indonesia dalam hal pemasaran produk ke seluruh Indonesia.

Asal tahu saja, Coca cola Company juga memiliki saham di Coca Cola Amatil Indonesia."Kendati kami punya saham di sana biasanya kerjasama tersebut akan diperbaharui 10 tahun sekali melihat kebutuhan," ungkap Titi.

Coca Cola Indonesia optimistis tidak akan ada pengaruh yang buruk dengan adanya pengalihan produksi tersebut. Bahkan managemen memandang pasar Indonesia masih sangat besar dan luas untuk dikembangkan. "Kami target pertumbuhan 10 persen tahun ini," ujar Torsten Kuenzlen, Presiden Direktur PT Coca Cola Indonesia. (Azis Husaini/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com