Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Ada Dua yang Ditekankan Presiden

Kompas.com - 27/05/2011, 10:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Proses pembentukan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diawali arahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Terkait hal tersebut, ia menyebutkan dua hal penting yang perlu ditekankan.

Hal itu dikemukakan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam pidato di acara Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Jumat (27/5/2011) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

 "Proses pembentukan MP3EI ini dimulai dari arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melalui dua retreat, di Istana Cipanas (Jawa Barat) dan Istana Tampak Siring (Bali) yang diselenggarakan pada tahun 2010," ujar Hatta.

Ia pun menyebutkan, pada kedua retreat tersebut, Presiden memberikan penekanan pada dua hal penting. "Pentingnya mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia di seluruh Tanah Air secara berkeadilan dan berkesinambungan," tambahnya.

Hal itu dapat diwujudkan, lanjutnya, dengan membangun sinergi semua komponen, baik pemerintah pusat maupun daerah.

Penekanan kedua adalah perlunya menghilangkan berbagai hambatan pembangunan, seperti bottlenecking, yang mengganggu peningkatan produksi dan kepastian perusahaan.

Selanjutnya, ia menyebutkan, terdapat sejumlah pertemuan untuk merumuskan berbagai langkah kebijakan dan tata kelola pembangunan.

Seperti diberitakan, MP3EI merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi Indonesia untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Dengan tujuan tersebut, pemerintah sedang menyusun sebuah cetak biru percepatan transformasi ekonomi, yang perlu didukung berbagai terobosan dan perubahan pola pikir dalam perumusan strategi dan kebijakan jangka pendek hingga panjang.

Masterplan ini akan mencakup 22 aktivitas ekonomi utama Indonesia. Ini termasuk adaptasi dan integrasi dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2002-2025. Masterplan ini pun tidak semata usaha pemerintah pusat. Pemerintah daerah, dunia usaha, pakar, dan akademisi pun turut ambil bagian.

Setelah peluncurannya, Presiden akan segera membentuk tim pelaksana yang akan diketuai langsung olehnya. Nantinya, tim tersebut akan menyusun Rencana Aksi sampai tahun 2014 , yang elemen-elemennya dikembangkan dari komitmen yang tertuang di dalam materi MP3EI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

Spend Smart
Memahami Pajak Investasi Emas

Memahami Pajak Investasi Emas

Whats New
Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com