Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlahan Premium Merangkak Jadi Rp 12.000

Kompas.com - 20/06/2011, 18:35 WIB

PURUK CAHU, KOMPAS.com — Warga di Puruk Cahu dan sejumlah kecamatan di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, hingga saat ini masih mengeluhkan tingginya harga bahan bakar minyak jenis premium di tingkat pengecer yang mencapai Rp 12.000 per liter.

"Padahal, harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah setempat hanya Rp 6.000 per liter," kata warga Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya (Mura), Fauzi, Senin (20/6/2011).

Menurut Fauzi, selain harga tinggi, persediaan premium di sejumlah agen premium, minyak tanah dan solar (APMS) di kabupaten paling pedalaman Sungai Barito terbatas dan sering terjadi antrean panjang.

Kenaikan bensin, kata dia, tidak saja di Puruk Cahu bahkan sejumlah desa di pedalaman kabupaten paling utara Kalteng ini berkisar Rp 15.000/liter, sedangkan bahan bakar lainnya seperti minyak tanah sudah mencapai Rp 11.000/liter.

Pemerintah daerah harus segera melakukan penertiban dan mencari solusi terbaik sehingga harga premium kembali normal. "Kami minta pemerintah segera turun tangan untuk mengendalikan lonjakan harga BBM ini karena sudah dikeluhkan masyarakat," katanya.

Meski pada pekan lalu Pemerintah Kabupaten Murung Raya menertibkan aktivitas kendaraan dan mobil yang setiap hari membeli premium di APMS dan SPBU untuk dijual kembali ke masyarakat (pelansir), namun tidak berpengaruh terhadap harga BBM tersebut.

Bahkan Bupati Murung Raya, Willy M Yoseph, meminta pihak terkait segera melakukan penertiban harga bahan bakar minyak, terutama premium pada tingkat eceran yang kini naik tajam di atas harga eceran tertinggi.

"Mahalnya harga BBM ini sudah berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, kami minta para pedagang eceran harus menaati aturan," katanya.

Sementara itu, salah seorang pedagang bensin eceran di Puruk Cahu mengatakan, tingginya harga bensin ini karena pasokan BBM di daerah ini terbatas serta sejumlah APMS tutup meski buka namun harus ikut antre berjam-jam.

"Untuk mendapat bensin, kami harus antre. Selain itu, diperoleh dari pedagang (pelangsir) di kabupaten terdekat dengan harga tinggi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com