Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTD Apung Itu Kini Jadi Obyek Wisata

Kompas.com - 28/06/2011, 14:00 WIB

SAAT melancong ke Aceh, Anda akan menemui beberapa bukti sejarah gempa dan tsunami yang pernah terjadi di Serambi Mekkah pada 26 Desember 2004 silam. Salah satunya, bangkai kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1.

Kekuatan gelombang tsunami memang begitu dasyat sehingga tongkang berbobot mati 2.600 ton dengan panjang 63 meter serta luas 1.600 meter persegi bisa terseret sejauh lima kilometer dari Pelabuhan Ulee Lheue hingga terdampar di Kampung Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.

Kurang lebih tujuh tahun berlalu, masih tampak beberapa puing rumah warga yang tersapu tsunami dan sebuah bangkai kapal kecil di sekitar tongkang tersebut terdampar. Hasanuddin, salah satu pemuda kampung, menceritakan, kapal pembangkit listrik berkapasitas 10,5 megawatt ini berlabuh di Aceh pada tahun 2003.

"Kapal ini untuk memasok listrik bagi masyarakat Kotamadya Aceh dan Ulee Lheue. Kapal ini dibuat di Batam pada 1996. Sebelum ke Aceh, kapal ini beroperasi di Kalimantan selama dua tahun. Itu sebabnya di badan kapal tertulis WKB (Wilayah Kalimantan Barat)," jelasnya.

Lebih lanjut, Hasanuddin menjelaskan bahwa hanya ada satu anak buah kapal yang selamat saat tsunami menerjang. "Yang selamat itu ketiduran. Makanya, pas bangun dia kaget ketika banyak warga yang masuk kapal. Soalnya, kapal ini dijaga ketat oleh pihak keamanan," katanya.

Nilai historis kapal ini yang menjadi daya tarik bagi pengunjung. Menurut Hasanuddin, kurang lebih 50 hingga 100 pengunjung yang datang. "Kapal ini kan jadi salah satu saksi sejarah. Bahkan, Jackie Chan (aktor laga Hong Kong)dan Kofi Annan (mantan Sekjen PBB) pernah ke sini," ungkap Hasanuddin.

Para pengunjung bisa menaiki dan mengelilingi kapal yang terdiri dari tiga lantai itu. Di setiap lantainya, terpancang tiang bendera Merah Putih. Angin besar yang terjadi di Aceh pada beberapa hari ini menjadi sensasi tersendiri ketika pengunjung sampai ke lantai paling atas.

Pengunjung memanfaatkan momen tersebut dengan berfoto ria. Ada pula yang hanya duduk-duduk menikmati keindahan kota Banda Aceh dan Pantai Ulee Lheue. "Saya sudah dua kali datang ke sini. Ya, ke sini cari angin saja (jalan-jalan)," jelas Radit, warga Ketapang, yang datang bersama rekannya.

Namun sayang, masih ditemui tangan-tangan jahil mencoret-coret beberapa bagian di lantai atas kapal. Padahal, kapal ini dijaga oleh warga kampung sekitar. "Kami benar-benar menjaga kapal ini. Sudah enam tahun tsunami berlalu tidak ada satu pun yang hilang," jelas Hasanuddin.

Memang untuk sementara Kapal PLTD Apung I ini dikelola oleh pemuda kampung. Oleh karena itu, warga setempat tidak mamatok harga tiket tertentu bagi pengunjung. Pemuda kampung hanya meletakkan sebuah kotak bantuan ketika pelancong meninggalkan kapal. Ketika turun dari kapal, pengunjung bisa menuju ke Taman Edukasi Tsunami yang terletak tidak terlalu jauh dari bangkai kapal. Di sekitar taman juga terdapat sebuah galeri foto tsunami Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com