Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTA Urumuka Diharapkan Mendorong Kemandirian Fiskal

Kompas.com - 04/07/2011, 03:00 WIB

Jayapura, Kompas - Provinsi Papua akan membangun pembangkit listrik tenaga air di Sungai Urumuka, Kabupaten Mimika. Selain menambah pasokan listrik bagi warga, pembangunan PLTA berbiaya Rp 10 triliun itu diarahkan untuk meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah dan mengurangi ketergantungan pada dana pusat.

Gubernur Papua Barnabas Suebu menjelaskan, dengan memanfaatkan air Sungai Urumuka yang berhulu di Danau Paniai, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) tersebut dirancang mampu menghasilkan daya hingga 400 megawatt dan diharapkan terus berkembang hingga mencapai 2.000 megawatt.

Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, PT Freeport Indonesia yang beroperasi di wilayah Mimika nantinya akan menyerap sebagian energi tersebut. ”Penghasilan kotor yang akan diterima mencapai Rp 2,5 triliun per tahun,” katanya.

Dengan pendapatan itu, diharapkan dalam kurun waktu lima hingga tujuh tahun mendatang pendapatan asli daerah (PAD) mencapai Rp 10 triliun. Menurut Barnabas Suebu, upaya itu penting karena saat ini 95 persen APBD Provinsi Papua ditopang oleh transfer dana dari pemerintah pusat.

Hal itu dikemukakan Barnabas Suebu seusai menandatangani kesepakatan bersama antara PT Freeport Indonesia dan Pemerintah Provinsi Papua terkait pembelian energi listrik tersebut. Hadir dalam acara itu antara lain Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Armando Mahler, Sekretaris Daerah Provinsi Papua Constant Karma, serta Presiden Direktur Papua Power Indonesia G Firman Djauharsjah Noor.

Sebelumnya, dalam Laporan Pertanggungjawaban Gubernur Papua Tahun Anggaran 2010 disebutkan, meski memiliki kecenderungan meningkat, total PAD Provinsi Papua selama lima tahun hanya mencapai Rp 1,9 triliun rupiah. Jumlah itu sangat kecil jika dibandingkan dengan total anggaran yang mencapai Rp 32,7 triliun lebih.

Oleh karena itu, menurut Barnabas Suebu, penting bagi Pemerintah Provinsi Papua untuk mengembangkan potensi lokal. Apalagi pada tahun 2021 dana otonomi khusus yang besarnya mencapai Rp 2,7 triliun per tahun tidak akan diterima lagi. Jika tidak dipersiapkan dari sekarang, dikhawatirkan pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten akan menghadapi bencana fiskal hingga sebesar 50 persen.

PLTA yang diharapkan akan selesai dibangun empat tahun mendatang itu adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi persoalan itu. PLTA tersebut akan dibangun bersama oleh gabungan perusahaan, yaitu PT Listrik Papua dan PT Gema Diva Dharma dari Dharmawangsa Grup.

PT Gema Diva Dharma pernah terlibat dalam pembangunan PLTA Asahan I di Sumatera Utara.

PT Listrik Papua, tutur G Firman Djauharsjah Noor, akan memegang saham sebesar 51 persen dan PT Gema Diva Dharma akan memegang saham 49 persen. Dari total anggaran pembangunan sebesar Rp 10 triliun itu, 30 persen di antaranya akan didanai oleh kedua perusahaan tersebut. Sisanya diharapkan akan dibiayai oleh pinjaman dari bank.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Armando Mahler menyambut baik upaya tersebut. Menurut dia, penyerapan listrik dari PLTA tersebut akan berandil pada kinerja perusahaan tambang itu, terutama terkait penggunaan energi ramah lingkungan. (JOS)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com