Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Memprotes Kelangkaan BBM

Kompas.com - 23/07/2011, 01:47 WIB

Blantyre, Jumat - Tentara dan polisi dikerahkan untuk berpatroli di kota-kota utama Malawi, Afrika, Jumat (22/7), setelah dua hari demonstrasi anti-pemerintah berujung tewasnya 18 demonstran. Presiden Malawi Bingu wa Mutharika berada di ujung tanduk.

Aksi protes, yang langka terjadi di Malawi, dimulai Rabu lalu setelah rakyat mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), pemberangusan terhadap kebebasan berekspresi, dan merosotnya cadangan devisa negara akibat kebijakan Presiden.

Kerusuhan pecah saat polisi berusaha menghalang-halangi demonstran, yang kemudian mengamuk, membakar rumah dan mobil, menjarah pertokoan, serta menyerang kantor Partai Progresif Demokrat yang dipimpin Mutharika.

Kerusuhan kembali terulang hari Kamis sebelum tentara akhirnya diturunkan untuk membubarkan massa.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Henry Chimbali, membenarkan, 9 orang tewas di kota Mzuzu, 2 tewas di ibu kota Lilongwe, 2 tewas di kota Blantyre, dan 1 orang tewas di Karonga.

”Para korban tewas menderita patah tulang, luka sayatan dalam, tulang iga patah, dan kehilangan banyak darah,” ujar Chimbali.

Amnesty International menyebutkan, aparat keamanan sengaja menembak mati delapan demonstran di Mzuzu. PBB, AS, Uni Eropa, dan Inggris mengutuk kekerasan dan pemberangusan media yang terjadi di Malawi.

Rakyat frustrasi

Kelangkaan BBM membuat rakyat Malawi frustrasi beberapa bulan terakhir. Mereka harus antre berjam-jam untuk mendapat BBM bagi mobil mereka. ”Kadang-kadang kami harus antre sepanjang hari. Terakhir saya menunggu hampir 15 jam. Saya benar-benar lelah dan ini sangat membosankan,” kata Lewis Kalimani (37), warga Lilongwe.

Seorang sopir taksi mengatakan, waktu produktif habis untuk mengantre. Setelah berjam-jam antre, mereka hanya mendapat jatah 10 liter BBM, yang hanya cukup untuk dua kali perjalanan di dalam kota. ”Dalam seminggu, mungkin kami hanya bisa berbisnis selama dua-tiga hari. Selebihnya habis untuk mengantre,” tuturnya.

Pemerintahan Mutharika menyebutkan hambatan di pelabuhan, kurangnya fasilitas penampung BBM, dan kenaikan harga minyak dunia sebagai pemicu kelangkaan ini. Pemerintah juga menyalahkan kebutuhan BBM yang terus naik akibat adanya 3.000 mobil baru setiap bulan.

Namun, menurut C Kaferapanjira, CEO Konfederasi Kamar Dagang dan Industri Malawi, penyebab utamanya adalah menipisnya devisa negara yang membuat Malawi tak mampu mengimpor BBM. Tahun lalu, impor BBM turun hingga 10 persen.

(AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com