Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bukan Soal Pilot Asing dan Pilot Lokal

Kompas.com - 26/07/2011, 14:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mengenai permasalahan Asosiasi Pilot Garuda, pihak PT Garuda Indonesia menjelaskan bahwa hal ini bukan masalah disparitas gaji pilot asing dan lokal, tetapi lebih kepada pilot kontrak dan pilot tetap.

"Masalahnya itu lebih kepada pilot kontrak dan pilot tetap. Pilot kontrak lebih besar, tetapi pilot tetap mendapatkan benefit yang lebih besar lagi," kata Sekretaris Perusahaan PT Garuda Indonesia, Pujo Broto, di Jakarta, Selasa (26/7/2011).

Saat ini, ada 897 pilot penerbang yang bekerja di bawah naungan PT Garuda Indonesia. Sebanyak 43 pilot merupakan pilot kontrak dan 34 pilot dari pilot kontrak ini merupakan pilot asing.

Mengingat semua perusahaan penerbangan tengah melakukan pengembangan usaha, keberadaan pilot kontrak ini dibutuhkan oleh PT Garuda Indonesia sebagai salah satu upaya untuk melakukan pengembangan tersebut.

"Karena itu, kami membutuhkan pilot baru. Asalnya dari berbagai sekolah penerbangan, tetapi kan mereka tidak dapat langsung terbang. Ada pendidikan dulu selama 4-6 bulan," ungkap Pujo.

Selama calon pilot Garuda Indonesia ini melakukan pendidikan, pilot kontrak diperlukan untuk ikut menjalankan 87 armada yang dimiliki PT Garuda Indonesia. Untuk masalah gaji, antara pilot kontrak dan pilot tetap memang berbeda.

"Kondisi kontrak dan tetap di semua perusahaan juga pasti ada perbedaannya. Tetapi kan untuk pilot tetap benefit-nya jauh lebih besar. Mereka dapat tunjangan pensiun juga," ujar Pujo.

Sebelumnya diberitakan, Asosiasi Pilot Garuda akan melakukan aksi mogok terbang pada Kamis (28/7/2011) lantaran adanya disparitas antara gaji pilot lokal dan pilot asing.

Menurut anggota Asosiasi Pilot Garuda, Isays Sampesule, seorang kapten pilot Indonesia diberikan gaji pokok Rp 33 juta per bulan dengan total gaji sekitar Rp 43 juta. Sementara seorang kapten pilot asing diberi gaji pokok 9.000 dollar AS atau setara Rp 77,4 juta. Jika ditambah akomodasi, totalnya mencapai 10.200 dollar AS atau setara Rp 87,7 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com