Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusakan Jalan di Kalteng Picu Inflasi

Kompas.com - 26/07/2011, 19:36 WIB

PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Kerusakan jalan di Kalimantan Tengah ditambah masih dipasoknya sebagian kebutuhan pokok dari luar provinsi itu memicu inflasi tinggi. Biaya transportasi yang meningkat akibat jalan rusak kemudian dibebankan kepada konsumen dengan menaikkan harga barang sehingga memicu inflasi.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Tengah, Tugiyo Wiratmodjo, di Palangkaraya, Selasa (26/7/2011), mengatakan, banyak kebutuhan pokok di daerahnya masih dipasok dari provinsi lain, terutama Kalimantan Selatan dan Jawa. Cabai, misalnya, berasal dari Jawa dan ayam dari Kalsel.

Kebutuhan pokok itu, ungkap Tugiyo, kemudian diantar misalnya ke Palangkaraya yang berada di tengah Kalteng. Truk-truk yang mengantar barang harus melalui jalan rusak. Kondisi jalan tentu berpengaruh terhadap inflasi. Kalau jalan rusak, suku cadang lebih cepat aus dan diganti.

Pengeluaran untuk suku cadang itu akhirnya berdampak pada kenaikan harga. Tingginya harga kebutuhan tecermin dari inflasi di Kalteng yang umumnya lebih tinggi daripada rata-rata nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, inflasi pada tahun 2010 misalnya mencapai 9,5 persen.

Inflasi itu lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 6,96 persen. Penanganan persoalan itu membutuhkan jalan yang baik agar tak menyebabkan biaya tinggi. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng dan kabupaten terkait diminta membenahi infrastruktur.

Pedagang daging sapi di Pasar Lombok, Palangkaraya, Nyaron Maseh (62) mengungkapkan, sebagian besar daging yang dijualnya berasal dari Banjarmasin, Kalsel. Kalau bukan Kalsel, sapi berasal dari Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Jawa. Nyaris tidak ada daging sapi dari Kalteng, kata Nyaron.

Pedagang daging sapi di Pasar Baru, Palangkaraya, Yano (35), menjelaskan, daging yang dijual di kiosnya berasal dari Banjarmasin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com