JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba setelah taksiran pajak sebesar Rp 6,79 triliun pada triwulan dua tahun 2011. Pertumbuhan kredit tersebut menjadi salah satu pendorong naiknya laba.
Perolehan laba periode ini naik cukup signifikan dari periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba meningkat 57,14 persen atau naik dari Rp 4,32 triliun pada triwulan dua 2010.
"Sumber yang menyebabkan peningkatan laba bersih antara pertumbuhan kredit tadi," ungkap Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Achmad Baiquni, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (29/7/2011).
Dari pertumbuhan kredit tersebut, lanjut dia, kredit mikro yang tumbuh paling pesat memberikan pendapatan bunga signifikan.
"Pendorong tumbuhnya laba yang kedua karena fee based income naik sebesar 30 persen," kata Achmad.
Hal itu, menurutnya, mencerminkan kondisi BRI yang kian mampu mengoptimalkan infrastruktur dan pelayanannya. Selain itu, kenaikan penagihan pinjaman juga cukup siginifikan dalam mendorong tumbuhnya laba.
"Di samping itu juga, efisiensi yang dilakukan oleh kami sebagai mana yang nampak di sini, adalah cost efficiency ratio-nya yang menurun dari 39,86 persen menjadi 37,8 persen. Atau BOPO (rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional)-nya mengalami penurunan dari 73,7 persen menjadi 69 persen," jelas Achmad.
Untuk itu, BRI juga akan terus meningkatkan sumber dana murah dan efisiensi, termasuk juga mengembangkan fasilitas e-channel. Dengan kenaikan tersebut, BRI kembali mempertahankan posisinya sebagai bank dengan perolehan laba terbesar di antara perbankan nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.