Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Paling Meresahkan Warga

Kompas.com - 01/08/2011, 22:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga sejumlah produk sembako menjelang bulan Ramadhan sudah lazim terjadi. Namun, naiknya harga beras kali ini dianggap sudah sampai pada tingkat meresahkan oleh warga Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Bu Yuyum, ibu rumah tangga di daerah Taman Setiabudi, Jakarta Selatan mengaku tidak kuat menanggung beban kenaikan harga bahan makanan pokok. "Minyak goreng sama gula sih masih mending. Tapi, kalau beras, kayaknya orang kecil seperti saya enggak kuat," kata Yuyum kepada Kompas.com, Senin (1/8/2011).

Mengaku sebagai pelanggan Pasar Mencos, Karet, Setiabudi, ia menuturkan, harga beras di pasar tersebut sudah di atas Rp 7.000-an seliter. "Ada yang 6.000-an tapi jelek banget (mutunya)," katanya.

Ia sebenarnya berharap bisa menikmati beras bulan yang mutunya baik dan aromanya wangi. Sayangnya, harga jenis beras tersebut saat ini di luar jangkauan isi kantongnya. "Pinginnya selama puasa keluarga saya bisa makan beras bulan. Tapi, mana bisa. Harganya udah Rp 7.500 seliter.

Keluhan yang sama disampaikan Lina, pemilik warung makan sederhana di Jalan Kayu Manis 1, Matraman, Jakarta Timur.

"Di pasar Palmeriam (Matraman) berasnya rata-rata 7.000-an (rupiah) seliter," terangnya.

Kondisi ini selain membebani kehidupan keluarganya, juga menyulitkan usahanya. "Ada yang harganya 6.000-an, beras Bulog. Tapi siapa yang mau makan. Udah jelek dan bau, banyak bubuknya karena berasnya udah hancur. Nanti orang pada nggak mau makan di warung saya," kata Lina menjelaskan kondisi beras subsidi pemerintah.

Mahalnya harga beras juga diungkapkan Yuli, pemilik warung di Cililitan, Jakarta Timur. "Harga beras di Pasar Jambul (Cililitan) udah keterlaluan. Seharusnya operasi pasar nggak hanya di pasar induk tapi di pasar-pasar kecil juga," tandas Yuli.

Bahan makanan lain yang harganya turut meningkat di pasar Mencos, Jakarta Selatan adalah ayam potong dan sayur-sayuran. "Yang biasanya Rp 25 ribu jadi Rp 30 ribu. Yang kemarin Rp 30 ribu jadi RP 40 ribu," katanya menjelaskan harga ayam potong.

Kenaikan juga terjadi pada harga kepala ayam. Harga normal, menurut Yuyum, adalah Rp 500 per kepala atau Rp 1.500 per dua kepala. Saat ini, satu kepala ayam dijual Rp 2.000.

Sementara untuk harga sayuran, Yuyum mencontohkan sayur kangkung, yang harga seikatnya dari Rp 1.000 menjadi Rp 2.000, sayur sop dari Rp 3.000 menjadi Rp 5.000.

Kenaikan harga bahan makanan, lanjut Yuyum, baru dimulai kemarin, Minggu (31/7/2011). "Mungkin hitungannya menjelang sahur pertama pasti banyak pembeli," kata Yuyum.

Untuk membantu ekonomi keluarga, Yuyum berjualan cemilan kacang goreng. Sayangnya, harga kacang tanah tanpa kulit juga mengalami peningkatan drastis dari harga normal Rp 17.000 menjadi Rp 25.000 per kg. "Sekarang, kalau cuma bawa 50.000, dapat apa saya di pasar. Suami saya cuma tukang ojek," keluh Yuyum.

Di pasar Pal Meriam, Jakarta Timur, harga telur juga sudah meningkat menjadi Rp 17.500 - Rp 18.000 sekilo (sekitar 16-17 butir), dari sebelumnya Rp 15.000.

Sedangkan harga minyak goreng curahan, gula pasir, dan cabe di pasar Mencos maupun pasar Pal Meriam masih relatif stabil. Gula pasir masih dihargai Rp 10.000 - 11.000 per kilo. Minyak goreng curahan dijual dengan harga Rp 10.000 per liter. Sementara, cabe per kg masih dihargai sekitar Rp 12.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com