Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemodal Lakukan Hit and Run

Kompas.com - 05/08/2011, 11:42 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com- Turunnya Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada pembukaan di Bursa Efek Indonesia pagi hari tadi tidak terlepas dari sikap pemilik modal yang melakukan perdagangan secara hit and run atau keluar masuk bursa secara atraktif. Mereka harus faham pada pergerakan investasi yang dilakukan pemodal besar dunia yang menentukan arah perdagangan di bursa internasional.

"Harus dilihat sumber-sumber dana di IHSG itu sumber dana yang sama dengan pemilik dana yang berulah di 2008. Kemudian, mereka memutar lagi dananya untuk ulah barunya," kata Analis Pasar Modal Yanuar Rizky di Jakarta, Jumat (5/8/2011).

Menurut Yanuar, meskipun kesepakatan utang sudah diraih di Kongres, tekanan surat utang mulai melanda Amerika Serikat (AS) karena pembengkakan dana untuk menekan pengangguran. Itulah kemudian pemulihan dan pembiayaan untuk surat utang dilakukan oleh The Federal Reserve dengan cara mengeluarkan kebijakan Quantitative Easing Money (pelonggaran moneter dengan cara bank sentral membeli surat utang di pasar keuangan supaya yield/imbal hasil dan bunga bisa tetap rendah agar menolong ekonomi).

"Nah, uang QEM inilah yang masuk ke gorengan (permainan hit and run-nya) pelaku pasar dunia. Indonesia juga termasuk. Uang itu dibelikan SBN (surat berharga negara). Akibat SBI (sertifikat Bank Indonesia) tidak diperdagangkan pada seri jatuh tempo enam bulan, investor menyerbu SBN. Sementara nilai tukarnya diatur melalui saham," ujarnya.

Sentimen negatif bursa global dan regional langsung berimbas ke pergerakan IHSG. Indeks melemah cukup dalam sebesar 192,32 poin atau sekitar 4,67 persen di awal pembukaan, Jumat (5/8/2011).

Tepat pada saat perdagangan dibuka, IHSG sudah di bawah posisi kemarin saat ditutup di level 4.122,09. Indeks dibuka di level 4.119,88. Pelemahan indeks dalam negeri terjadi dalam tiga hari terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

    Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

    Whats New
    Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

    Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

    Whats New
    Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

    Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

    Earn Smart
    KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    Whats New
    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Whats New
    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Whats New
    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Whats New
    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Whats New
    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Whats New
    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Whats New
    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Whats New
    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    BrandzView
    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Whats New
    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Whats New
    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com