Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapatkah AS Memperoleh Peringkat AAA Lagi?

Kompas.com - 06/08/2011, 12:31 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor's menurunkan peringkat utang Amerika Serikat pada Sabtu dini hari  (6/8/2011) WIB, pertanyaan lanjutannya adalah apakah AS dapat memperoleh peringkat utang paling top lagi? Orang AS mungkin akan mengacu pada Kanada dan Australia yang dapat memperbaiki diri setelah kehilangan peringkat AAA.

S&P menurunkan peringkat utang AS menjadi AA+ dengan prospek negatif. Artinya, dalam dua tahun masih ada peluang penurunan peringkat lagi. Beberapa negara berhasil mendapatkan kembali peringkat AAA, sementara yang lain sukar mendapatkannya kembali.

S&P menurunkan peringkat utang dalam mata uang asing Kanada dari AAA tahun 1992. Akan tetapi, Ottawa berhasil mendapatkan kembali peringkat itu pada tahun 2002 setelah pemerintah mengurangi belanjanya melalui berbagai program penghematan. Adapun peringkat utang Kanada berdenominasi dollar Kanada tidak pernah diturunkan.

Australia adalah contoh lain. S&P menurunkan peringkat AAA pada tahun 1986 dan Australia berhasil mendapatkannya kembali setelah 17 tahun. Selama itu, Canberra melakukan disiplin anggaran dan membatasi utangnya pada tahun 1997.

Australia juga memetik keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang pesat dan transformasi ekonomi, modernisasi sistem fiskal, serta deregulasi pada sektor yang kurang kompetitif. Sementara itu, permintaan dari China memacu pertumbuhan sektor pertambangan Australia.  

S&P memangkas peringkat AAA Jepang pada 2011 dan sejak itu peringkat utang Jepang tetap pada posisi AA-. Akan tetapi, biaya peminjaman Jepang tidak naik dengan tiba-tiba setelah pemangkasan peringkat yang pertama. Pengalaman ini mungkin akan terjadi di AS. Penurunan peringkat tidak menjadi bencana besar juga di sana.

Kreditor Tokyo yang sebagian besar berasal dari dalam negeri terus membeli obligasi yang diterbitkan Pemerintah Jepang walaupun rasio utang terhadap produk domestik bruto Jepang sudah mencapai 225,8 persen, rasio terbesar di antara negara lain.

Belakangan ini, ada tiga negara Eropa yang tadinya berada pada kelompok AAA sebelum dikeluarkan. Irlandia memegang peringkat ini dari 2001 hingga 2009, Islandia dari 2005 hingga 2008, dan Spanyol dari 2003 hingga 2010. Semua negara itu mendapatkan keuntungan dari gelembung real estat hingga gelembung itu meletus.  

Irlandia yang sekarang berperingkat BBB+ dari S&P belum pernah bisa mendapatkan akses ke pasar sejak 2010. Islandia yang berperingkat BBB- sukses mengeluarkan obligasi, Juni lalu, setelah tiga tahun tidak berhasil masuk ke pasar kredit komersial.  

Madrid masih memegang peringkat AA, tetapi gejolak pada pasar obligasinya membuat premi risiko obligasi Spanyol melonjak. Para investor menuntut tingkat imbal hasil yang lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Whats New
    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Spend Smart
    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Whats New
    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Whats New
    Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Whats New
    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Whats New
    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Whats New
    Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Whats New
    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Whats New
    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Whats New
    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    Whats New
    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Whats New
    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Whats New
    Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

    Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com