Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: Produksi Garam Kurang dan Jelek

Kompas.com - 09/08/2011, 09:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Produksi garam dalam negeri masih belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan kualitasnya pun terbilang jelek. Ini yang membuat produsen garam melakukan impor.

"Sekarang pun ya, sekarang kira-kira 1,6 juta ton untuk garam konsumsi. Jadi, kalau produksi bisa 500.000 ton saja (akan bagus). Kemarin ini kita berikan ijin (impor sebesar) 1 juta ton, realisasinya samapi sekarang baru 900.000 ton. Berarti bahwa sebetulnya produksi di dalam negeri itu kurang," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, di Jakarta, Senin ( 8/8/2011 ).

Jika produksi di dalam negeri tinggi, lanjut dia, pemerintah tentu akan kurangi impor. Bahkan impor akan distop jika konsumsi dalam negeri terpenuhi. "Asal betul diberikan data produksi dalam negeri-nya. Jangan sampai impor distop, tapi produksi dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri," ujar dia.

Selain itu, ia menuturkan, kualitas garam lokal pun sebenarnya masih rendah. "Sekarang ini katanya mulai panen, ok, dibeli oleh si produsen garam ini, (seperti) PT garam, terus produsen-produsen lainnya. (Mereka) membeli hasil produksi petani, walaupun kita tahu kualitasnya masih jelek. Harganya masih di bawah 500 per kilogram ya," imbuh dia.

Menurutnya, untuk menghasikan garam berkualitas baik, garam itu diendapkan dulu sampai setinggi 60 sentimeter hingga satu meter sebagai lapisan yang tidak dipanen. "(Endapan) di atasnya, itu baru dipanen," tambah dia.

"Okelah, petani sekarang (mengendapkan garam setinggi) 10-20 sentimeter sebagai mejanya. Itu (seharusnya) jangan dipanen. Ini dipanen, dikeruk sampai kena tanahnya. Ok kita mengerti, (tapi) dampaknya adalah harganya rendah," sebut dia.

Ia menyebutkan harga garam kualitas satu mencapai Rp 750 per kilogram, sementara kualitas dua seharga Rp 550 per kilogram. "Produksi petani kita akan prioritaskan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com